Jika anda pernah ingat tentang Diogo Santos Rangel, bek tengah tangguh yang pernah bermain di Sriwijaya FC dan Gresik United pada 2013, maka anda tidak akan menemukannya lagi di timnas Timor Leste. Mengapa? Diogo Santos dianulir naturalisasinya karena pemalsuan dokumen, Timor Leste pun disanksi AFC.
Beberapa kali menyaksikan laga timnas Timor Leste di Piala AFF 2020 kemarin, ada pemandangan berbeda yang terlihat dibandingkan terakhir saya menyaksikan timnas berjuluk Matahari Terbit itu berlaga, yakni ukuran fisik pemain.
Berdasarkan laga yang saya saksikan sebelumnya, saya tentu saja membayangkan bahwa (beberapa) pemain Timor Leste akan terlihat tinggi besar, alias memiliki fisik yang berbeda dari pemain asli Timor Leste.
Soal kulit, karena saya lahir dan tinggal sedaratan dengan orang Timor Leste, maka kebanyakan tentu saja berkulit gelap, hanya fisik mereka tidak terlalu besar seperti pemain Eropa.
Yang saya tunggu dan duga itu adalah adanya pemain naturalisasi.
Saya lupa persisnya sejak kapan, tetapi saya perhatikan kira-kira di awal 2010-an, cukup banyak juga pemain luar negeri yang kebanyakan dari Portugal dialih warga negara untuk bermain bagi timnas Timor Leste.
Ternyata yang saya duga itu tidak terlihat di Piala AFF 2020 kemarin, tidak ada yang terlihat berbeda, pemain timnas Timor Leste nampak biasa-biasa saja jika dilihat dari ukuran tubuhnya, tidak ada pemain naturalisasi, lokal semua.
Karena penasaran, saya lalu mengecek beberapa berita tentang timnas Timor Leste, dan benar bahwa di Piala AFF 2020 kemarin, Timor Leste memang hanya mengandalkan pemain dalam negeri alias lokal.
Padahal mayoritas negara yang bermain di Piala AFF 2020 kemarin, termasuk tim kuat juga memiliki pemain keturunan atau pemain naturalisasi.
Perhatikan saja Filipina yang mengandalkan 19 pemain keturunan atau naturalisasi dari 30 pemain yang dibawa, Thailand yang akhirnya menjadi juara membawa 3 pemain naturalisasi, khususnya duo bek tengah raksasa, Manuel Bihr dan Elias Dolah.