Timnas Indonesia sendiri hanya membawa pemain keturunan Elkan Baggot, yang berarti satu pemain sama seperti Laos dan Singapura, sedangkan Malaysia mengandalkan Dion Cools dan Guilherme de Paula.
Kembali ke timnas Timor Leste. Ada apa sebenarnya dengan Timor Leste, apa mereka sudah mulai percaya pada produk lokal saja? Jika ditelisik, ternyata tidak demikian, karena sebenarnya ada cerita pilu dibalik kebijakan kembali ke "asal" tersebut.Â
Secara faktual, timnas Timor Leste pernah dihukum karena melakukan naturalisasi yang tidak prosedural atau ilegal. Proses ini pun terjadi secara masif dan tentu saja terstruktur dan sistimatis.
Bagaimana tidak bisa dikatakan seperti itu, karena bayangkan saja, Federasi Sepakbola Timor Leste (FFTL) pada 2017 dihukum Komisi disiplin AFC setelah memalsukan dokumen naturalisasi 12 pemain yang mayoritas dari Portugal dan Brasil.
Ada nama-nama seperti Ramon de Lima Saro, Paulo Helber Rosa Ribeiro, Diogo Santos Rangel, Heberty Fernandes de Andrade, dan Thiago dos Santos Cunha.
Sebagian dari para pemain ini pernah bermain di liga Indonesia. Paulo Helber misalnya pernah bermain bersama Bhayangkara FC sedangkan Diogo Santos yang berposisi sebagai bek pernah membela Sriwijaya di masa kejayaannya.
Cerita ini bertambah parah, karena setelah diverifikasi, dalam 29 pertandingan Timnas Timor Leste telah menggunakan jasa para pemain ilegal dan bisa menurunkan hingga lima pemain dalam satu pertandingan.
Pengurus FFTL juga ikut dihukum Komdis AFC. Â Sekjen FFTL, Amandio de Araujo dilarang beraktivitas di sepak bola selama 3 tahun dan denda 9 ribu dolar AS (Rp 120 juta). Sedangkan ofisial FFTL, Gelasio De Silva didenda 3 ribu dolar (Rp 40 juta).
Sekarang jika ditelisik kembali di profil mereka di transfermarkt, nama-nama itu tidak berkewarganegaraan Timor Leste lagi.
Diogo Santos misalnya sudah kembali berkewarganegaraan Brasil dan hanya diberi catatan yang sedikit ganjil sebagai mantan pemain tim nasional Timor Leste. Entah bagaimana, tetapi yang pasti ini menandaskan bahwa naturalisasi asal-asalan dan bernafsu saja akan berakhir buruk.
***