Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Praveen/Melati Kandas, Red Alert untuk Tim Bulutangkis Indonesia

28 Juli 2021   10:23 Diperbarui: 28 Juli 2021   11:00 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, saya menyaksikan laga perempat final ganda campuran cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 antara ganda campuran andalan Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti melawan pasangan nomor satu dunia Zhang Si Wei/ Huang Ya Qiong.

Saya tak berharap banyak untuk kemenangan Praveen/Melati, karena dari data head to head, sangatlah timpang. Dari sembilan kali pertemuan, Zhang/ Huang unggul dengan 7 kali kemenangan dan hanya memberi sisanya, 2 kali untuk Praveen/Melati.

Akan tetapi ini Olimpiade!. Ajang prestisius antar negara, karena itu saya tentu sangat berharap terjadinya kejutan dari Praveen/Melati yang saya harap akan membuka keran optimisme semakin membesar kala laga mulai menjajak babak knock out.

Apa daya, meski telah mematikan dan menghidupkan televisi, skor tidak memihak pada Praveen/Melati, hanya di set pertama saat mampu menyamakan kedudukan 14-14, setelah itu Praveen/Melati takluk setakluk-takluknya dari Zhang/ Huang.

Hanya perlu dua set langsung, 17-21, 15-21, Praveen/Melati mesti kandas, dan pulang lebih cepat, tanpa medali.

Saya sempat menyeloroh protes. Mengapa Praveen sering melakukan kesalahan sendiri, mengapa Melati yang biasa bermain cantik di depan net kali ini nampak buruk. 

Lalu saya mulai ikut menyesali, jika Praveen/Melati tak kalah dari Yuta Watanabe/Higashino, maka mereka tak perlu cepat berhadapan dengan tembok China ini.

Ah, sudahlah. Saya lalu berusaha menghibur bahwa Zhang/Huang memang terlalu tangguh, dan Praveen/Melati yang unggulan keempat itu memang datang ke Tokyo untuk sampai ke perempat final saja, itupun sudah baik. Ya, baik (sambil sedih).

Bagi saya yang bersama dengan ratusan juta rakyat Indonesia berharap tradisi emas dari bulutangkis tak hilang di Tokyo,  kekalahan Praveen/ Melati ini seperti red alert, tanda bahaya bagi tim bulutangkis kita.

Kekalahan Praveen Melati sebaiknya membuat tim bulutangkis kita terus berbenah dan semakin fokus menghadapi laga sisa di Tokyo ini. Seharusnya tak ada kesalahan dan kekalahan yang tak perlu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun