Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Euro 2020: Ini 3 Cara Apik Prancis Taklukkan Jerman di Allianz Munich

16 Juni 2021   05:17 Diperbarui: 16 Juni 2021   13:14 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UEFA memilih Paul Pogba sebagai Man of the Match atau pemain terbaik laga Timnas Prancis vs Timnas Jerman di Grup F Euro 2020 pada Rabu (16/6/2021) dini hari WIB.| Sumber: AFP/MATTHIAS SCHRADER via Kompas.com

Duel Mbappe dan Hummels I Gambar: Kai Pfaffenbach/EPA
Duel Mbappe dan Hummels I Gambar: Kai Pfaffenbach/EPA
Kedua, taktik serangan balik cepat Prancis yang berjalan sempurna. Dua allenatore, Didier Deschamps dan Joachim Loew nampak beradu taktik jika soal ini. Seperti sedang memancing, kedua pelatih nampak menginstruksikan timnya untuk bertahan lebih dalam seraya mengintip serangan balik ketika lawan terpancing maju lebih jauh.

Siapa yang berhasil? Tentu saja Prancis. Jika dua gol Prancis melalui Mbappe dan Benzema tidak dianulir karena offside, maka Jerman sudah tertunduk malu dengan tiga gol tanpa balas dengan dua gol diantaranya dibangun melalui alur serangan balik.

Kunci keberhasilan serangan balik menurut saya cuma dua, transisi karena lini tengah mampu mencuri dan memainkan bola dengan baik dan ditopang pemain depan yang memiliki kecepatan hampir setara sprinter, Usain Bolt.

Kedua tim sebenarnya memiliki modal untuk yang hal yang kedua. Jerman memiliki Serge Gnabry dan Kai Harvetz serta Timo Werner dan Leroy Sane yang dimainkan di babak kedua, akan tetapi bola lebih lancar mengalir dari lini tengah Prancis kepada Mbappe yang sialnya bagi Jerman lebih cepat dan sering merepotkan Marc Ginter dan Kimmich di sisi kanan Jerman.

Jika Kimmich sudah kerepotan, maka serangan sayap Jerman seperti mati kutu, karena Robin Gosens sayap kiri Jerman yang bermain di Atalanta tersebut nampak masih kikuk bermain di turnamen level tertinggi timnas.

Terakhir, N'golo Kante, Pogba, dan Mbappe yang tampil maksimal. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pemain lain, saya kira ketiga pemain ini menjadi kunci bagi Prancis di laga melawan Jerman atau sepanjang Piala Eropa nanti.

Semua sayang Kante. Begitu kira-kira slogan menyanjung Kante sesudah Chelsea menjadi juara Liga Champions musim ini. Saya kira, pecinta Les Blues semakin sayang Kante sesudah kemenangan ini. 

Meskipun nampak tak secemerlang penampilannya di final Liga Champions, tapi pergerakan, intersep pada pemain lawan dan kerjasamanya dengan Pogba membuat Prancis nampak amat kokoh di lini tengah.

Pogba dengan dukungan Kante seperti bebas menari. Pogba bahkan percaya diri mengecoh Toni Kroos dalam duel one to one, atau bahkan berputar 180 derajat sebelum melepaskan umpan cantik pada Mbappe yang menghasilkan gol meski dianulir.

Pamungkasnya ketika mulut komentator di layar televisi kita berteriak jenius untuk umpannya pada Lucaz Hernandez yang pada akhirnya mampu membuat Mats Hummels membelokkan bola masuk ke gawang Manuel Neuer.

Kylian Mbappe? Singkat saja. Jika harus mencari ajang di mana pada akhirnya menyadarkan banyak penikmat bola untuk mulai melupakan Messi dan Ronaldo karena ada bintang baru yang sudah lahir, maka ini mungkin akan menjadi waktu yang tepat bagi Mbappe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun