Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pernah Disindir Teman Karena Bekerja Tak Sesuai Bidang Ilmu? Hajar Om!

26 Maret 2021   13:03 Diperbarui: 26 Maret 2021   13:25 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : dokpri Arnold

Tiba-tiba kita bertemu kawan kuliah di warung makan. Tampilannya lebih necis, konsultan ternamalah di kota, sedangkan kita baru dapat kerja di kantor rintisan, bukan konsultan tapi sales produk.

Kawan kuliah itu lalu bertanya kita bekerja dimana sekarang, kita menjawab jadi sales produk, dia mulai tersenyum sinis, lalu basa-basi bertanya mengapa tidak bekerja jadi konsultan seperti dirinya.

Kita lalu terdiam, mencoba mengiyakan beberapa nasehatnya dan memaksa membalas dengan senyum, meski kecut. Lalu dianya bertambah bersemangat mulai banding membanding, bahwa di kampus dahulu, dia kalah pintar, tapi lebih sukses sekarang.

Jika sampai di tahap ini, jangan lama, tampar om. Orang Kupang bilang "habok", "habok" itu berarti memukuli berkali-kali.  Tak sampai mampus, tapi sampai dia sadar bahwa membanding-bandingkan pekerjaan itu dengan kita, itu haram hukumnya.

Lah, lu mau kerja di konsultan silahkan, masing-masing orang ada jalannya. Lagian, lu kira kita di hanya di rumah, berdiam diri berharap lowongan kerja turun dari langit.

Kita sudah berusaha om, keliling sana-sini, lamar sana-sini, pakai biaya sendiri, tenaga sendiri, lalu jika tak mendapat pekerjaan yang menurut dia ideal itu layak menjadi sasaran sindiran, maka pantas dihabok. Hajar.

Cerita di atas adalah imajinasi saya, jikalau memang berada di situasi demikian. Syukur bagi saya, pelum pernah ada kawan lama kuliah yang sampai hati seperti itu. Pernah ketika saya bertemu, lalu saling tanya pekerjaan, biasa saja.

Lalu bagaimana jika saya berada di situasi demikian? Nah, begini, saya akan menjawabnya bahwa saya akan bersikap dengan lembut, halus, mulus untuk menyikapinya, karena jujur saya bisa berada di posisi rekan yang satu, bisa juga jadi korban, jadi menurut saya bisa lebih santai sebenarnya.

Mengapa? Bagi saya, pekerjaan yang ideal itu tak ada, yang ideal itu cara berpikir kita. Kita mulai seperti ini. Coba sekarang jika saya bayangkan apa pekerjaan ideal bagi saya? Maka saya akan menjawab, konsultan perencana sipil.

Lalu bagaimana jika saya tidak mendapat pekerjaan sebagai seorang konsultan perencana? Artinya saya sedang berada di situasi yang tidak ideal, merana, menderita, dan mengenaskan. Ah, tidak separah itulah.

Bekerja itu soal cara berpikir. Cara berpikir bahwa bekerja itu adalah kesempatan kita memaksimalkan potensi kita, untuk kemanfaatan diri dan tentu saja bagi orang lain. Jika sudah beres soal ini, maka dimana kita bekerja itu urusan nomor dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun