Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Taktik Gerilya Politik AHY buat Demokrat Moeldoko Mati Kutu?

15 Maret 2021   11:46 Diperbarui: 15 Maret 2021   11:53 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla, Minggu (14/3/2021). (Dokumentasi Partai Demokrat) - Sumber: rm.id

Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  nampaknya tidak mudah untuk digoyang, pasca gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) pada 5 Maret yang menasbihkan Moeldoko sebagai ketua umum.

Serangan Demokrat tandingan berwujud Demokrat KLB Deli Serdang atau bisa disebut dengan Demokrat Moeldoko tidak dapat dikatakan main-main, jika gelagapan kubu partai berlambang Mercy dengan AHY sebagai ketumnya itu bisa saja goyah dan pada akhirnya tenggelam.

Di dalam situasi demikian, Demokrat AHY bergerak cerdas, dan amat taktis. Ketika Jhony Allen cs yang merupakan penggagas Demokrat KLB seperti "meneriakkan pekik kemenangan" di Sibolangit, AHY malah sudah bersiap memainkan taktiknya sendiri, yakni gerilya politik.

Seusai gelaran beberapa kader dipecat, dan KLB dilakukan oleh kader pecatan tersebut, AHY melaksanakan gerilya politik dengan mengunjungi berbagai tokoh penting.

Diberitakan, AHY menemui Menko Polhukam Mahfud MD, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, hingga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bahkan di antara kunjungan itu terselip kabar bahwa AHY juga telah bertemu dengan Presiden Jokowi serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Buat saya, manuver  ini terlihat amat taktis dan cerdas, dan mudah dibaca apa maksud dari pertemuan-pertemuan tersebut. AHY nampaknya sudah membaca kemana arah bola akan bergulir, sebelum bola itu ditendang atau dimainkan lebih jauh, AHY memilih bertemu dengan para "pemain" utama di masing-masing posisi.

Beberapa tokoh ini seperti dianggap  AHY menjadi pemegang kartu truf ketika gelaran laga berlangsung lebih jauh, AHY seperti memberikan sinyal bahwa para pemegang kartu truf ini sudah tahu arahnya akan kemana.

Saya lebih memilih bahwa pertemuan ini menjadi alat atau simbol komunikasi yang dipakai oleh AHY untuk mengatakan kepada Demokrat Moeldoko bahwa jangan lagi terlalu bermanuver karen akan sia-sia saja.

Di atas kertas, memang akan sulit sekali Demokrat Moeldoko melawan AHY dalam asas legalitas, apalagi para tokoh seperti Mahfud Md dan Jimly Jimly Asshiddiqie adalah pakar hukum yang akan sulit sekali untuk lari dari tegasan hukum. Artinya, Demokrat Moeldoko tak bisa main-main, karena AHY sudah memastikan itut terlebih dahulu.

Pertemuan dengan Jusuf Kalla yang memang sedikit menyalahi pola. Akan tetapi mudah juga dibaca, AHY ingin mendapat dukungan dari bekas orang kekuasaan yang akhir-akhir ini lebih suka bersikap menjadi oposisi. Ini seperti penegasan bahwa aka nada JK di belakang AHY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun