Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Merayakan Akhir Era Ronaldo dan Messi

11 Maret 2021   10:35 Diperbarui: 12 Maret 2021   16:53 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: BR Football Twitter

Saya menyaksikan 120 menit laga Juventus dan FC Porto dan melihat ulang highlights 8 menit laga Barcelona melawan PSG di kompetisi paling elit Eropa, Liga Champions. Alasannya tentu karena dua mega bintang, Christiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Dua pemain ini sudah lebih dari satu dekade membius para penikmat bola seperti saya dengan penampilan dan prestasi mereka.

Gelar Ballon d'Or sebagai simbol dari penghargaan pemain terbaik di jagat semesta ini juga bergantian dibagi hanya untuk mereka berdua. Jika memang ada pemain yang menyelip, itu bisa dianggap hanya karena kebetulan semata.

Pedih bagi mereka berdua, karena musim Liga Champions tahun ini terasa menyedihkan bagi mereka. Juventus ditaklukkan secara akumulasi oleh Porto melalui drama perpanjangan waktu, dan Messi tak mampu menyelamatkan Barcelona dengan mimpi remontada, setelah dilumat di Nou Camp sebelumnya.

Media langsung riuh. Kegagalan ini terburuk bagi mereka berdua, setelah musim 2004/05, yakni tidak mampu membawa tim mereka melaju jauh dari babak 16 besar.

Bagaimana mungkin dua pemain hebat ini tak mampu membawa timnya melangkah ke babak selanjutnya, begitu pertanyaan yang mengemuka. Jawabannya lantas seragam, dengan tandasan bahwa ini bisa jadi akhir dari era Ronaldo dan Messi.

Saya tigaperempat setuju dengan maklumat ini. Seperempat saya tinggalkan untuk para pecinta fanatic Ronaldo dan Messi, biar ada harapan, dan masih bergairah menyaksikan sepakbola.

Di laga melawan Porto, Ronaldo sudah habis. Pergerakannya sudah mudah terbaca, dia nampak masih bisa berteriak menyemangati para rekannya, tidak lebih dari itu. Berbeda tentu dengan periode 5 tahun sebelumnya, ketika dia mampu menyemangati teman-temannya dan juga dibarengi aksinya di lapangan. Kali ini, timpang.

Bahkan, terasa pahit, karena selain tidak mampu mencetak gol, Ronaldo juga dikritik keras oleh mantan pelatih, Fabio Capello karena gestur saat menjadi tembok saat Sergio akan melakukan tendangan bebas. Ronaldo dianggap takut, melompat tapi membelakangi bola dan inilah yang membuat bola bergulir mudah masuk ke gawang Juventus.

Ronaldo memang sudah beda, tidak semenakutkan dulu lagi, makanya bek veteran Porto, Pepe yang pernah lama menjadi rekan setim Ronaldo saat masih di Real Madrid, banyak tersenyum di laga tersebut. Pepe mungkin sudah tahu bahwa Ronaldo tidak menjadi ancaman berarti lagi.

Bagaimana dengan Messi? Menurut saya La Pulga sudah tampil maksimal, tapi begitulah, era untuknya juga sudah mulai memudar. Ada andai pengandaian yang menyertai laga ini, yakni jika penalti Messi masuk, bisa saja PSG akan dibabat Barca.

Saya memang suka dengan andai mengandai ini, tapi jujur bahwa hal itu jamak dilakukan hanya untuk menghibur diri, melarikan dari dari kenyataan bahwa Barca kalah dan Messi hanya bisa lagi kecewa seusai laga.

Apakah musim depan Messi akan bersinar lagi? Aha, sama seperti Ronaldo, Juve dan Barca tidak tahu kemana menjual kedua pemain ini, terlalu mahal, dan juga sudah mulai kadaluarsa. Maaf, jika ini nampak terlalu keras bagi yang fanatik.

Lalu bagaimana sikap saya? Saya lalu memilih untuk merayakan akhir era dominasi Ronaldo dan Messi ini, tentu saja dengan berharap ada ruang bagi pemain muda lain yang dapat memberi sentuhan baru, hiburan baru dan juga pujaan baru. Misalnya untuk Mbappe dan Haaland, striker muda PSG dan Dortmund yang masih mengkilap di Liga Champions musim ini.

Bagi saya, sudah saatnya puja puji media diarahkan kepada kedua pemain ini, agar tidak muncul lagi kekecewaan karena asa terhadap Ronaldo dan Messi yang seperti mengharap Presiden RI dapat menjabat tiga sampai empat periode. Tidak, kita butuh kesegaran, kita juga butuh antusiasme baru, demi era baru.

Saya lalu mulai belajar menikmati klip laga Mbappe dan Haaland, seperti dahulu saya menikmati laga Messi saat masih bersama Ronaldinho, atau Ronaldo saat masih bersama Tevez dan Rooney, melihat cara mereka menggiring bola, dan berharap mereka akan meraih ballon d'or sesegra mungkin.

Apakah ini berarti saya tidak menyukai Ronaldo dan Messi lagi? Tidak sama sekali. Jika mereka masih tampil baik satu atau dua tahun lagi, saya akan terhibur. Seperti melihat mantan pacar, yang masih terlihat cantik, meski mungkin tidak akan dimiliki lagi.

Akan tetapi saya hanya belajar untuk move on, menerima lebih dini, bahwa era Ronaldo dan Messi sudah berganti. Saya malah berpikir, paling lambat, lima tahun lagi, saya akan mulai menonton klip-klip lama Ronaldo dan Messi, seperti saya memutar kembali lagu Memes berjudul Selamanya, seperti sedang ingin nostalgia saja.

Saat itu, mungkin Mbappe sudah di Barcelona, dan Haaland sudah di Real Madrid.  Era baru sudah tiba. Saya tentu harus gembira untuk itu. Begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun