Kurang lebih seminggu lalu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok curhat, momen curhatan itu terjadi di acara Imlek bersama PDIP.
Curhatan Ahok yang sudah menjadi politisi PDIP ini dimulai dari sebuah pertanyaan apa alasannya memilih bergabung dengan partai berlambang moncong putih itu.
Ahok nampak terdiam sejenak. Lalu dia menjelaskan alasan utamanya, yakni karena sikap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang terus membekas di hatinya.
Ahok bercerita bahwa saat akan  mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2012 untuk menemani Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil gubernur tak sedikit yang menolaknya atau tak menginginkan dirinya untuk dicalonkan. Â
Alasan penolakan dirinya cukup kuat waktu itu, yakni selain dia adalah turunan Tionghoa, Ahok juga berasal dari agama minoritas, ini yang membuat banyak pihak yang merasa Ahok menjadi titik lemah nantinya.
Akan tetapi Ahok tetap dapat maju bersama Jokowi, karena Megawati tetap bersikeras untuk memilih Ahok, karena Mega percaya bahwa Ahok orang yang tepat dan bisa bekerja.
"Saya hanya dengar, ketika itu sebenarnya pendamping Pak Jokowi bukan saya sebetulnya. Karena kalau saya kan akan menurunkan nilai seorang Pak Jokowi, saya turunan Tionghoa, agama saya bukan yang mayoritas," kata Ahok.
"Tetapi Ibu Mega mengatakan 'Saya memilih Ahok untuk maju karena dia memang bisa kerja' dan terbukti. Itu yang dilakukan oleh Ibu (Mega), dan saya kira ini bukti konkret Ibu seorang negarawan," tambah Ahok.
Sikap kenegarawan Megawati inilah yang membuat Ahok merasa nyaman, dan sikap ini juga semakin menguatkan Ahok bahwa PDIP adalah partai yang berjuang dengan fondasi Pancasila, nasionalis.
Cerita pengalaman pribadi Ahok ini menjelaskan juga bagaimana Megawati sebagai personal. Mega adalah pribadi yang keras, berkemauan keras untuk sesuatu yang diyakininya, meski di sekitarnya banyak yang tak mendukung. Dia akan tetap memilih, mendukung orang yang menurutnya bisa dia percayai untuk sebuah jabatan politik.