Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mbappe Hattrick, Ini 3 Cara PSG Permalukan Barcelona

17 Februari 2021   05:41 Diperbarui: 17 Februari 2021   18:45 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Paris Saint-Germain Kylian Mbappe berselebrasi usai membobol gawang Barcelona pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2020-2021 di Stadion Camp Nou, 16 Februari 2021. (Foto: AFP/LLUIS GENE via kompas.com)

Paredes, Verrati dan Herera akan membentuk tiga gelandang sejajar, di depan Marquinos dan Kipembe, lalu Mbappe dan Kean akan turun ikut menjaga pergerakan dua bek sayap Barca, Dest dan Alba.

Tiga gelandang sejajar itu, membuat ruang Messi menjadi terbatas jika ingin memainkan one two dengan pemain lain, lalu melepas shot seperti biasanya, sedangkan dari sayap, selain Dembele, tak ada pemain Barca yang dapat mendriblle bola lebih lama.

Sesudah ini  berjalan baik, PSG memang tinggal menunggu waktu untuk menghukum Barca. Di leg kedua, jika Koeman tidak mendapatkan anti tesis dari pola ini, maka Barca tidak dapat berharap untuk melaju jauh.

Kedua, bek tengah dan lini serang Barca yang tampil underperform. Penggemar Barca tentu gembira dengan kedatangan kembali Gerard Pique di lini belakang Barca, namun sesudah laga itu, saya yakin ada yang menyesalkan mengapa Pique turun di laga tersebut.

Gerard Pique dan Lenglet seperti dua bek tengah yang baru bekerjasama. Padahal sebelum Pique cedera panjang, ini duet bek yang amat tangguh. Akan tetapi dalam laga ini, keduanya tampil bak amatiran, dan dibawa performa terbaik mereka. Tak heran, di babak kedua Pique dikeluarkan Koeman.

Saya mencatat ada dua gol yang menjadi kesalahan mereka. Pertama, gol cantik dari Mbappe. Bagaimana bisa, Mbappe dapat mengontrol bola di depan Pique dan meliuk di antara Pique dan Lenglet, tanpa ada usaha menghentikannya.

Dari prinsip keseimbangan, lini belakang yang jelek bisa ditutup dengan lini depan yang baik. Hanya, sekali lagi sepeninggal Luis Suarez, Barca seringkali terjebak dalam ruang hampa. Messi sendirian, ketika Griezmann tak bisa berbuat apa-apa, dan pemain lain lebih suka bermain-main di tengah.

Pemain sayap Barca, Ousmane Dembele memang mempunyai gerakan cepat dengan drible yang di atas rata-rata, tapi dia bukan eksekutor yang handal seperti Suarez. Barca tak punya goal getter, ketika berlimpah tukang assist.

Kedu, gol yang dicetak oleh Moise Kean. Itu tugas Lenglet untuk menjaga Kean, tapi mereka berdua (Pique dan Lenglet) terlihat lebih sibuk mengamati pergerakan Marquinhos yang memang dikenal tangguh dalam duel udara, lantar  membiarkan Kean berdiri bebas. Fatal! Sundulan Kean yang sudah berdiri bebas, masuk ke dalam gawang.  Sesudah gol ketiga itu, Barca nampak sudah tamat.

Ketiga, Kylian Mbappe yang sedang onfire. Di laga ini, PSG sebenarnya diragukan dapat berbuat banyak karena cederanya Neymar, tapi Mbappe memang sedang onfire dan membuktikan bahwa dia sudah matang menjadi pembeda di lapangan, bahkan melebihi Neymar.

Di lapangan Barca gagal menjaga Mbappe dengan baik. Serginho Dest, bek kanan Barca nampak kewalahan meladeni pergerakan cepat Mbappe dan akhirnya mesti diganti pemain yang lebih bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun