Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Kesalahan Fatal Anies Saat Pamer Prestasi Atasi Macet di Depan Jokowi

9 Februari 2021   13:21 Diperbarui: 9 Februari 2021   13:38 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Antara/Sigid Kurniawan/Pool

Di depan Jokowi dan tamu undangan lain, Anies nampak percaya diri saat menceritakan keberhasilan membawa Jakarta keluar dari daftar 10 besar kota termacet, bahkan dia membandingkan 2017 dengan saat sekarang. Sayang bagi Anies, minim respon, tak ada hadirin yang bertepuk tangan. 

Puncak peringatan Hari Pers Nasional Tahun digelar di DKI Jakarta tepatnya di Istana Negara. Hadir Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI, Anies Baswedan dan pejabat-pejabat tinggi lainnya.

Anies diminta bicara untuk pertama kalinya, sebagai tuan rumah penyelenggaraan. Dalam sambutannya itu, Anies bersemangat sekali melaporkan capaian DKI Jakarta yang mampu keluar dari 10 besar kota termacet dunia pada 2020 ini.

Anies bahkan mengaitkan angka ini dengan dengan tahun 2017. “Pada 2017 kita masih masuk 10 besar kota termacet, tapi luar biasa tahun ini kita bisa keluar dari 10 besar, peringkat 31”, begitu kira-kira poin yang disampaikan Anies dengan bersemangat.

Hanya herannya, tak ada hadirin yang bertepuktangan, hingga sambutan yang berdurasi kurang lebih 8 menit itu selesai disampaikan. Apakah karena suasana tegang di dalam ruangan tersebut? Tidak juga, ada beberapa tepuk tangan dan tawa saat yang lain berbicara.

Saat Ketua PWI Pusat sekaligus penanggungjawab acara, Atal Depari melantunkan pantun ala Betawi di sambutannya, Jokowi dan hadiran tertawa dan bertepuk tangan. Begitu juga, saat Jokowi mengatakan bahwa insan pers akan diberikan vaksin pada akhir bulan sejumlah lima ribu, ada tepuk tangan juga disana.

Lalu salahnya Anies apa? Apakah suasana sudah nampak politis hingga ketiadaan apresiasi ini menandakan tak ada keberpihakan pada Anies? Ah, kalau ini terlalu lebay. Ini hari perayaan pers, bukan kampanye politik.

Mungkin itulah kekeliruan atau kesalahan Anies. Durasi 8 menit itu, terlalu minim jika diisi dengan lakon kesuksesan dirinya menangani Jakarta-- minimal sukses versi Anies.

Insan pers dan hadirin yang hadir tentu ingin lebih daripada itu . Seperti apa konsep Anies tentang pers dan bagaimana Jakarta dibuat Anies menjadi kota yang ramah bagi insan pers, itu lebih penting, daripada berkisah keberhasilan menangani kemacetan.

Akan tetapi bukankah itu juga penting, memberitahukan kepada pers bahwa dia adalah gubernur hebat yang berhasil menangani macet? Nah itu persoalannya, saat dia ingin melakukan itu, sebuah kesalahan dilakukannya, bahkan dapat dikatakan fatal, dan hampir tak dapat dipercaya bahwa kesalahan ini dilakukan seorang Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun