Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memperhitungkan AHY sebagai Kuda Hitam di Antara Anies dan Risma pada Pilgub DKI 2022

24 Januari 2021   21:41 Diperbarui: 24 Januari 2021   21:42 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).Gambar : (Tribunnews) via Kompas.com

Dari penjelasan Refly selanjutnya dikatatakan bahwa ada beberapak kemungkinan yang dapat terjadi, AHY akan maju sendiri sebagai Cagub seperti 2017, atau akan berpasangan dengan Anies.

"Sederhananya begini, kalau nanti Anies Baswedan misalnya berpasangan dengan AHY atau AHY sendirian ingin maju ke medan pertarungan di 2022 misalnya, untuk itu ada dua kemungkinan, menjadi calon gubernur berhadapan dengan Anies Baswedan lagi, atau dia menyodorkan diri menjadi pasangannya Anies Baswedan," ujar Refly Harun.

Selanjutnya, Refly lalu menyamakan dengan apa yang dilakukan oleh Sandiaga ketika menjadi Wagub DKI lalu melepas jabatan karena memilih menjadi Cawapres Prabowo pada 2019.

Baik. Sekarang coba kita pilah, apakah ada kemungkinan untuk yang dimaksud Refly ini? Menurut saya ini, kemungkinan ini terbuka lebar, minimal dilihat dari sisi simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.

Keduanya tentu butuh jembatan jikalau pintunya adalah menjadi presiden. Menjadi gubernur DKI sebelumnya tentu salah satu cara ideal untuk mencapai tujuan utama, sama seperti yang dilakukan Jokowi.

Namun, pertanyaannya sekarang, jika berkoloborasi, siapa yang akan memilih menjadi Cagub dan siapa yang Cawagub? Jika menilik kepada prediksi politik Refly Harun, maka ada kemungkinan Anies bisa memilih menjadi Cawagub dan memberikan kesempatan kepada AHY.

Meskipun menurut saya kemungkinan itu kecil, tapi ini memang masuk akal. Mengapa? Anies butuh kendaraan politik, melihat dirinya yang bukan orang dari partai politik, maka menjadikan AHY sebagai Cagub bisa menjadi alat barter yang bagus untuk menarik dukungan Demokrat untuk dirinya.

Tentu saja ini tak masalah bagi Anies, karena jabatan ini hanyalah jembatan baginya. Artinya, Anies akan meninggalkan posnya sebagai wakil gubernur, ketika terjun di 2024 nanti.

Persoalannya Anies harus hati-hati. Berdampingan dengan AHY bisa menjadi kontraproduktif baginya. Apalagi jika, tidak ada kesepakatan yang terjadi, bahwa siapa yang akan meninggalkan siapa. Bisa saja, menilik pada elektabilitas saat ini, AHY tetap dapat menjadi jualan yang menarik di Pilpres 2024.

Untuk itu, saya pikir, kemungkinan AHY akan maju sendiri dapat terjadi, dan memang ada faktor "kuda hitam" yang mampu membuat kejutan.

Apa itu? AHY dapat memanfaatkan kejenuhan pemilih terhadap kedua sosok Risma dan Anies. Mendekati kontestasi, dipastikan saling nyinyir, menunjukkan kesalahan pasangan akan semakin kuat di antara dua kutub ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun