Pilkada DKI 2022 yang sempat diragukan akan dilaksanakan sepertinya akan tetap digelar.
Kabar ini berhembus seiring dengan beredarnya draf revisi undang-undang pemilu dan pilkada yang masuk dalam program legislasi nasional (prolegnas) prioritas DPR 2021.
Draf ini mengatur tentang rencana pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak selanjutnya, yakni pada tahun 2022 dan 2023.
Ini berarti bahwa ada ketentuan yang tidak sama dengan UU sebelumnya, yang mengatur pilkada serentak di seluruh provinsi, kabupaten dan kota digelar pada 2024 bersamaan dengan pemilihan anggota DPR, DPRD, DPD dan presiden.
Salah satu yang mengatur dengan jelas, adalah Pasal 731 Ayat (2) dalam draf revisi UU Pemilu yang menjelaskan bahwa pilkada 2022 akan diikuti oleh 101 daerah yang menggelar pilkada pada 2017, dan DKI Jakarta termasuk di antaranya.
Kabar ini tentu akan mempengaruhi strategi politik, para partai dan calon yang siap diusung di Pilkada DKI nanti.
Inilah yang nampaknya menjadi sorotan pegiat medsos, Denny Siregar.
Di dalam cuitannya di akun twitter @dennysregar7, Denny mengatakan bahwa kabar ini akan membuat Gubernur DKI, Anies Baswedan gembira tapi juga kuatir; Â
"Kayaknya Pilkada 2022 jadi diselenggarakan. Dan @aniesbaswedan pun tersenyum senang. Sambil kecut melihat ada bu Risma.." kata Denny.
Mengapa Denny mengatakan demikian? Apa yang membuat Anies senang? Dan mengapa Anies harus kecut karena Risma?
Mari kita  kaji satu persatu. Pertama, soal Anies senang. Beberapa pengamat politik memang melihat ketiadaan Pilkada DKI 2022 memang akan merugikan Anies secara politik.
