Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati dan 74 Tahun yang Tak Mudah

23 Januari 2021   21:23 Diperbarui: 23 Januari 2021   21:44 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megawati Soekarnoputri I Foto:Istimewa/Fin.com

"Saya bilang, kenapa ya perempuan Indonesia tidak mau menjadi seperti saya? Bukan maksudnya mau menyombongkan diri, tetapi sampai hari ini saya the only one the president of Indonesia yang perempuan," ujar Megawati dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-72.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, wanita bernama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri itu merayakan ulang tahun yang ke-74 hari ini dalam sepi.

Meski demikian, bangsa ini tetap berbangga karena pada hari ini, di Yogyakarta, 23 Januari 1947 telah lahir seorang politisi wanita yang sangat tangguh.  

Mungkin tak ada yang pernah mengira bahwa seorang pemudi pendiam yang menjadi civitas Fakultas Pertanian Unpad dan baru belajar berorganisasi di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini, akhirnya menjadi salah satu tokoh besar bangsa ini.

Mengapa demikian? Meski sekeliling mengetahui bahwa dia anak dari Soekarno, wanita yang dipanggil Megawati ini, menjalani kehidupan yang tak mudah pada masa itu.

Di usia 23 tahun, pada 21 Juni 1970, sang inspirator, sang ayah, meninggal dunia.

Meski larut dalam kesedihan, Soekarnoputri yang satu ini tak gentar,  lalu berikhtiar bahwa meski telah ditinggalkan sang ayah yang hebat, namun semangat dan pekik "Merdeka" khas sang bapak harus terus hidup dalam hatinya.

Karakter kuat ayahnya nampaknya menitis kental di dirinya. Terus tenggelam dalam organisasi, pada usia 39 tahun Megawati memutuskan untuk terjun to the jungle, dunia politik dengan menjadi pengurus Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Nampak menjanjikan, Megawati akhirnya dipercaya menjadi salah  satu pengurus PDI Jakarta Pusat pada tahun 1986. Setahun kemudian, Mega dipercaya menjadi anggota DPR RI periode 1987-1992.

Setelah nampak sudah mulai berpengalaman, para politisi di PDIP lalu tak ragu untuk memilih Megawati menjadi Ketua Umum PDI Periode 1993-1998, dalam kongres PDI, 22 Desember 1993.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun