Kegaduhan lekas terjadi. Tak perlu lama, Roy seperti mengundang Denny Siregar untuk kembali naik di panggung medsos. Cuitan Roy segera dibalas Denny dengan keras, membentak.
"Kalau bu Risma ada gempa trus lari selamatkan diri itu wajar dan sangat manusiawi. Â Yang gak manusiawi itu kalo ada yang lari sambil bawa panci, pompa dragon, ember dan barang2 printilan dr kantor lamanya. Itu namanya maling." tulis Denny di akun twitternya.
Ibarat petinju jika kita amati, Roy Suryo itu berciri Roy Jones, jab lalu mulai lari berputar, hit and run, tapi kalau Denny Siregar ini bertipe Mike Tyson, maju langsung upper cut.
Omongan Denny soal panci, ember dan teman-temannya tentu pedih sekali terdengar, seperti terhempas dihajar Tyson. Roy mungkin terkejut membacanya, atau malah sudah terbiasa.
Urusan panci itu masa lalu. Life must go on.
***
Apa yang terjadi yang melibatkan Roy Suryo, Risma dan Denny Siregar ini mau tidak mau seperti menyadarkan bahwa Pilkada DKI 2022 dan Pilpres 2024 memang sudah dekat. Ekspresi persaingan menuju genderang perang pilkada ataupun pilpres sudah mulai tercium.
Di situasi tersebut publik juga sudah atau akan mafhum bahwa suasana politik akan diliputi waswas, tegang, iri, marah. Artinya volume dan frekuensi kegaduhan politik akan makin eskalatif.
Politisi yang diberikan tugas untuk berisik di medsos sudah mengambil ancang-ancang bahkan sudah turun arena mengajak tanding. Sepertinya tak ingin dan tak mau kalah cepat untuk segera memotong jalan lawan menuju popularitas.
Artinya Roy hanya sedang melakukan tugasnya. Jika dilihat dari seragamnya, ini pasti untuk AHY dan untuk Anies nantinya. Untuk itu Roy pasti bersiap babak belur, atau balik memukul lawan di setiap ronde.
Denny Siregar pun demikian, tak jauh beda.