Kedua, ancaman sanksi terhadap pejabat China dapat membuat gerak parapejabat dan pebisnis asal China di AS akan terbatas.
Saking marahnya atas apa yang dilakukan oleh AS, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa tindakan itu sebagai tindakan kasar yang mencampuri urusan dalam negeri China.
Pemerintah China akhirnya mendesak AS untuk segera merubah kebijakannya itu?
Apakah Trump akan merubahnya? Tunggu dulu, posisi tawar apa yang akan diberikan oleh China sebagai pengganti.
Apalagi isu ini juga bermata tajam, karena menentang keras tindakan rasialis yang dilakukan China di Uighur sekaligus menjadi cara Trump untuk menetralisir aksi dalam negeri, sesudah seorang warga kulit hitam meninggal oleh polisi kulit putih dan memicu aksi anti rasialis di seantero negeri.
Saya melihat diplomasi “kasar” yang dimainkan Trump ini akan sering dilakukannya, demi kembali membangun dukungan terhadap dirinya dari dalam maupun luar negeri. Xi Jinping akan terus didesak untuk secara penuh mendukung Trump di Pilpres 2020 mendatang.
Artinya, kita akan terbiasa melihat “kejutan-kejutan” lain yang akan dibuat oleh Trump untuk memastikan aliran dukungan kepadanya menuju Pilpres 2020 terus terjadi, sekali lagi saya menyebutnya dengan Diplomasi “kasar” ala Trump.