Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siasat Erick Thohir Membasmi BUMN Hantu yang Bergentayangan

6 Juni 2020   05:04 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:03 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir melambaikan tangannya saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Kata hantu itu sejatinya menakutkan, siapa yang tidak bergidik ketika mendengar bahkan pernah melihat pocong, kuntilanak, genderuwo bahkan wewe gombel, yang kisahnya sempat diangkat menjadi film pendek oleh sutradara ternama, Joko Anwar, berjudul A Mother's Love itu.

Akan tetapi ketika kata hantu itu dilekatkan dengan kata BUMN, maka bagi saya kesan menakutkan itu serta merta hilang bahkan berganti menjadi memalukan tanpa kelucuan. Ya, ada kelucuan yang memang memalukan, tetapi ada peristiwa memalukan yang jauh dari kata kelucuan. Salah satunya ya soal ini, BUMN hantu.

Adalah pernyataan dari  Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga yang kembali  memantik soal BUMN hantu ini.

Dalam telekonfrensi pada Jumat kemarin (5/6/2020), Arya mengatakan  bahwa banyak BUMN yang keberadaannya tidak berguna untuk publik. Bahkan ada yang tidak tahu kantornya berlokasi di mana, salah satunya yaitu PT Iglas. Inilah contoh dari BUMN hantu.

"Ada BUMN sudah nggak ada untungnya, abis itu nggak berguna untuk publik. Saya kasih contoh Merpati, sampai hari ini masih ada karena memang kita nggak bisa bubarkan. Sama halnya Iglas, itu tak tahu di mana kantornya," kata Arya.  

Jadi BUMN hantu yang dimaksud adalah  yang lokasi kantornya tidak tahu keberadaannya. Menakutkan? Tentu saja tidak, namun perlu segera diatasi, dibasmi jika perlu.

Sebenarnya jika ditarik ke belakang, maka isu BUMN dan hantu ini juga pernah gempar pada Desember 2019 yang lalu berkaitan dengan PT Garuda Indonesia.

Kala itu, waktu Menteri BUMN Erick Thohir sedang giat "bersih-bersih" , Ketua Komisi VI DPR Faisol Reza menyebut perusahaan Garuda Indonesia banyak hantu. Faisol bahkan menduga Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara sebagai salah satu hantu itu, setelah itu memang Askhara pada akhirnya diganti.

Jika yang pertama, hantu itu adalah soal keberadaan, maka yang ini hantunya dikatakan adalah berbentuk manusia, entah apa yang dimaksud oleh Faisol, akan tetapi memang banyak hal kontroversial yang akhirnya menyertai Askhara, terakhir soal penyelundupan Harley Davidson.

Strategi Erick Thohir Untuk Membasmi Hantu BUMN

Tentu saja, hantu dalam berbagai bentuk ini tidak mudah untuk diatasi, tetapi syukur pemerintah Jokowi saat ini memiliki Erick Thohir. Seperti sang pemburu hantu Edward Warren Miney dalam The Conjuring, Thohir perlahan namun pasti mulai membereskan hantu-hantu ini.

Tidaklah mudah karena Erick sendiri mengaku pernah diancam karena tindakannya ini.  Bukanlah rahasia lagi, bahwa banyak hantu yang berkepentingan dengan perusahaan berplat merah ini, diusik maka tentu saja akan berontak. Apalagi jika ada yang sudah kadung kerasukan hantu itu.

Karena itu, seperti Warren di The Conjuring maka bukan saja diperlukan keberanian dari Thohir tetapi juga soal strategi yang tepat untuk melakukannya.

Cara Erick hingga saat ini cukup taktis. Di hadapan publik, Erick mengatakan bahwa BUMN di negeri kita ini memang banyak yang tidak sehat.

Catatan pemerintah menunjukan bahwa dari 142 BUMN yang ada hanya 30 persen yang menjanjikan, dan 10 persen diantaranya sakit dan 20 persen diantaranya masih sulit bernapas. PT Iglas tentu adalah salah satu diantaranya.

Meski dikatakan adalah BUMN hantu, akan tetapi catatan media menunjukan bahwa PT Iglas adalah BUMN yang memang sudah sekarat. Dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, PT Iglas bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956, namun saat ini telah merugi hingga hampir 100 miliar.  Industri gelas yang dilakukan PT Iglas sudah mengalami keterpurukan berat pada dan sudah tak lagi berproduksi sejak tahun 2015.

Karyawan PT Iglas dikatakan sudah di-PHK dan bahkan aset mereka sudah bermasalah, oleh karena itu memang secara bentuk sudah hampir tidak ada, inilah yang mungkin menjadi alasan sehingga pihak Kementrian BUMN menyebutnya disebut dengan BUMN hantu.

Dari contoh faktual yang menyedihkan inilah , Erick Thohir telah berencana untuk menggabungkan beberapa BUMN dengan target dari 142 BUMN menjadi hanya 100 BUMN. Harapannya dengan mengurangi perusahaan plat merah, maka tujuan untuk membuat BUMN yang lebih ramping dan efektif dapat tercapai.

Jika sudah ramping, maka diharapkan BUMN ideal yang mampu menumbuhkan aset tetapi juga dapat menjalankan kewajiban publik perlahan-lahan akan segera terwujud.

Salah satu pengganjal hanyalah kewenangan sekarang. Pada Desember 2019 lalu, Erick pun menyentil bahwa pihaknya tengah menunggu peraturan presiden (PP) mengenai perluasan hak Kementerian BUMN agar juga bisa melakukan merger ataupun melikuidasi perusahaan-perusahaan dengan kinerja yang kurang mentereng.

Jika rencana ini dapat berjalan mulus, maka resktukturisasi bahkan likuidasi BUMN yang tidak sehat dan bahkan berhantu itu dapat segera dilakukan.

Referensi : 1 - 2 - 3 - 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun