Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Minta Maaf

23 April 2020   21:15 Diperbarui: 24 April 2020   08:37 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo [Instagram/prabowo]

Berbagai respon diberikan.  Bahkan ada netizen yang menyebut sikap Prabowo ini  dengan kata kasar "ayam sayur" bahkan kolega Prabowo sendiri mempertanyakan taklimat ini.

Secara politik, melihat Prabowo yang nampak melankolik, lembut, baik hati, tidak sombong lewat taklimatnya ini juga tidak saja membingungkan bagi para pendukungnya sendiri, namun juga mungkin membingungkan bagi pendukung Jokowi.

Ini seperti berkah yang luar biasa, karena dukungan dari Prabowo bagi Jokowi tentu amat berarti di kondisi seperti ini. 

Situasi menghadapi pandemi tidak mudah bagi setiap pemimpin negara dimanapun, artinya jika ada kolektifitas secara politik  melalui gaung taklimat Prabowo tentu akan menyejukan dan menguatkan.

Akan tetapi muncul pertanyaan iseng tapi juga relevan. Apakah ada maksud lain dari taklimat Prabowo yang juga menyanjung Jokowi ini?

Menurut saya, tentu saja ada. Tetapi terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikemukakan di balik taklimat politik ini.

Teringat akan catatan soal politik dari seorang Marcus Tullisu Cicero (106-43 SM).

Tokoh yang dikenal sebagai filsuf, politisi, ahli hukum, orator, ilmuwan politik, dan konsul Romawi ini pernah mengatakan bahwa politik itu seperti makhluk hidup.

Bahkan dapat dikatakan makhluk hidup yang ada, dengan beribu-ribu otak, kaki, tangan,mata, pikiran dan keinginan. Dengan semua itu ia akan menggeliat, berputar, dan berlari ke arah yang tak pernah dikira orang.

Terkadang semata-mata demi memuaskan diri sendiri untuk membuktikan bahwa orang-orang yang sok tahu tentang dirinya (politik) itu bisa keliru.

Politik bisa membuat seseorang tampil pada saat lalu sebagai kolerik, namun besok berubah sebagai melankolik, dan menjadi sosok yang nampak mengorbankan hidupnya untuk kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun