Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Swedia yang "Santuy" Ihwal Lockdown

30 Maret 2020   19:28 Diperbarui: 30 Maret 2020   19:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Ourwaytours

Di saat negara-negara Eropa bergegas untuk melakukan kebijakan pembatasan pergerakan manusia atau lockdown untuk menghambat penyebaran virus corona, namun pemerintah Swedia tetap santuy alias tidak memberlakukan kebijakan tersebut.

Apakah pemerintah Swedia menganggap jarak mereka dengan Italia yang menjadi episentrum penyebaran covid-19 masih cukup jauh? Ya, negara Skandinavia ini memang berjarak lebih dari 2000 km dari Italia. 

Akan tetapi Swedia seharusnya paham, bahwa jarak antara China dan Italia itu hampir 8000 km, tetapi lihatlah bagaimana porak porandanya Italia karena virus corona. Artinya, ini bukan soal jarak semata, apalagi negara tetangga Swedia seperti Denmark saja sudah menerapkan lockdown.

Lalu mengapa Swedia tetap santuy? Sebenarnya jika dibilang masa bodoh juga tidak, karena dalam sikap yang santai ini memang begitulah strategi yang sedang diimplementasikan oleh pemerintah untuk menghadapi covid-19.

Pemerintah Swedia menanggulangi penyebaran Covid-19 dengan menganggap bahwa keinginan untuk bertahan adalah tanggung jawab masing-masing orang.  

Ah, apa maksudnya? Otoritas kesehatan pemerintah dan para politikus di Swedia masih berharap terjadi penurunan tingkat penyebaran virus corona, tanpa perlu menerapkan ketentuan keras yang sangat mengekang masyarakat.

Implementasinya adalah warga hanya akan diberikan imbauan daripada peraturan ketat. Anjuran utama pemerintah seperti tetap berada di rumah, terutama jika sedang sakit atau orang berusia lanjut terus disampaikan tanpa henti.

Termasuk juga, himbauan untuk mencuci tangan, menghindari aktivitas di luar rumah yang tidak penting, dan bekerja dari rumah.

Syukurnya bagi pemerintah, tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah di Swedia sangat tinggi, sehingga masyarakat mau mematuhi himbauan-himbauan ini secara sukarela.

Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven saja menilai cara ini bisa dianggap tepat karena dapat mengurangi kepanikan di tengah masyarakat.

"Kami, para orang dewasa, harus benar-benar menjadi orang dewasa. Tidak menyebarkan kepanikan atau rumor," kata Lofven.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun