Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal Banjir Ahok Unggul Telak, Suara untuk Anies Hanya 4,1%

17 Februari 2020   20:35 Diperbarui: 17 Februari 2020   20:40 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (kiri) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (kanan)(KOMPAS.com/GHINAN SALMAN, NURSITA SARI)

Hari Minggu (16/2), Lembaga Survei Indo Barometer mempublikasikan hasil survei mereka, salah satunya tentang siapa Gubernur DKI Jakarta yang paling berhasil mengatasi banjir di Jakarta.

Dari hasil survei  tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati posisi paling buncit, di bawah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Jokowi.

Menyesakan bagi Anies karena adari Survei yang menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden pada 9-15 Januari 2020, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner tersebut, Anies hanya mendapatkan suara sebesar 4,1 persen.

Angka 4,1 persen ini hanya sepersepuluh dari angka bagi Ahok yang mencapai  42 persen dan Jokowi yang mendapatkan 25 persen suara dari responden yang ada.

Mengapa Anies nampak terpapar parah seperti ini? Peneliti tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga berusaha memberikan alasannya. Menurut Nirwono, Ahok dinilai pantas mendapat penilaian plus karena berhasil melakukan dengan revitalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio. Program yang memnag didisain sejak Jokowi masih menjabat menjadi Gubernur.

Revitalisasi ini bukan hal yang mudah karena penataan bantaran kali dan relokasi warga jelas membutuhkan ketegasan, bahkan keberanian dari seorang pemimpin, dan Ahok melakukannya dengan sangat baik.

Sebut saja penataan kali CIliwung di Kampung Pulo yang dapat terwujud sesudah banyak Gubernur yang gagal atau tidak pernah berhasil menata kawasan ini. 

Dalam penataan ini, pembongkaran bangunan di atas saluran air juga banyak dilakukan dengan bauk dengan sistim yang dapat dikatakan berjalan dengan hampir sempurna.

Lalu bagaimana dengan Anies? Tak dapat dipungkiri, Anies nampak kewalahan menyamai pencapaian Ahok. Tak banyak yang dapat dilakukan Anies untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta.

Bahkan dapat dikatakan kemampuan Anies untuk menangani bajir terpaksa semkain tidak terlihat ketika Anies nampak bersilang pendapat, ingin berdebat tentang persoalan banjir dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono soal naturalisasi dan normalisasi.

Hal ini mengakibatkan publik mau tidak mau  semakin memandang kiprah Anies dalam hal menangani banjir hanya dalam tataran  menata kata dan gagal mengimplementasikan hal yang teknis di lapangan. 

Padalah jika mau, janji Anies untuk naturalisasi Kali Ciliwung, Kali Angke dan sekitarnya dapat dilakukan Anies, hanya Anies nampak tak serius untuk itu.

Mengapa? Dapat dibaca karena janji politik Anies untuk tidak merelokasi warga membuat dirinya menjadi terjebak sendiri. Padahal jika ditelaah, mau naturalisasi atau normalisasi Anies masih perlu untuk merelokasi warga.

***

Ahok sendiri terlihat kalem menanggapi hasil survei ini. Ahok mengatakan bahwa dirinya hanya mengikuti aturan yang sudah ada, apalagi menurut Ahok DKI Jakarta sejak zaman Belanda sudah ada desainnya.

"DKI ini udah dari zaman Belanda sudah ada desainnya, tanggul 1.300 saluran dihubungin, ada Cengkareng Drain, ada Banjir Kanal Barat, ada Banjir Kanal Timur, ada Cakung Drain. Seluruh tanggul mesti beres, mesti pasang pompa. Pompa masih aktif, pengerukan sungai mesti dilakukan terus-menerus, 1.300 penghubung saluran mesti terjaga kami tunjukkin," papar Ahok di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat, Grogol Timur, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).

Ahok seperti ingin mengatakan bahwa ketika sudah ada panduan dari aturan, tinggal pemimpinnya yang memilih, mau dan berani melakukan itu meskipun ada konsekuensi yang pasti akan dihadapi.

Menanggapi hasil survei ini, Pemprov DKI melalui  Kadis SDA Juaini  hanya menjawab pendek dengan mengatakan bahwa  pihaknya sudah bekerja secara maksimal.

"Yang jelas kita berusaha sudah bekerja semaksimal mungkinlah," kata Juaini kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).

Survei ini seperti menunjukan bahwa banjir mungkin akan selalu ada di Jakarta, siapapun pemimpinnya, hanya cara kerja, daya dan upaya para pemimpin memang akan menjadi sorotan sekaligus harapan dari warga.

Penilaian ini jelas membuat Ahok memang nampak unggul, tapi Anies tidak usah berlarut berkecil hati dengan 4,1 persen yang didapat, namun bisa menjadi bahan koreksi agar dapat memperbaiki kinerjanya soal penanganan banjir ke depannya.

Referensi : 1 -2 -3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun