Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kasihan Pak Gubernur Anies, Disalahkan atau Menyalahkan?

14 Februari 2020   21:47 Diperbarui: 14 Februari 2020   21:55 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompas.com

"Ya makanya kasihan Pak Gubernur capek," ucap Saefullah, kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020).

Adalah Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah yang rasanya saat ini paling memahami apa yang dirasakan sang atasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Saefullah mengatakan bahwa dirinya merasa iba kepada Anies capek karena sering disalahkan.

Terakhir, memang Anies lagi-lagi disorot publik .

Sebuah surat yang ditandatanganinya dan bertujuan  menginformasikan kepada  Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno  soal rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk lintasan Formula E di Monas menuai Polemik.

Dalam surat itu  tertulis 'ada rekomendasi dari TACB' untuk lintasan Monas, padahal sebenarnya belum.

Begini isi suratnya, "Dalam rangka menjaga fungsi, kelestarian lingkungan dan cagar budaya di Kawasan Medan Merdeka dalam pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memperoleh rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta yang dituangkan dalam surat Kepala Dinas Kebudayaan tanggal 20 Januari 2020 nomor 93/-1.853.15 tentang penyelenggaraan Formula E 2020," tulis Anies dalam suratnya.

Kalimat telah memperoleh rekomendasi itu serta merta dibantah oleh Ketua TACB Provinsi DKI Jakarta Mundardjito.  Ia mengaku tak merekomendasikan pegelaran Formula E di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Jadi darimana pengakuan adanya rekomendasi itu? Apakah manipulasi seperti yang dituduhkan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi ?

Ketika Anies menggunakan jurus "diam" yang nampak berhasil di polemik revitalisasi Monas, Saefullah muncul sebagai juru bicara pemerintah. "Kagak ada. Kesalahan itu kan siapa saja bisa salah. Ya salam hangat buat Pak Ketua (DPRD DKI)," ucap Saefullah.

Persoalan ini bahkan sudah menular dan  nampak saling menuding.

Saefullah berharap Mawardi, Kepala Biro Kepala Daerah DKI untuk yang bertanggung jawab.   "Tanya Pak Mawardi () harusnya kalau ada kekeliruan naskah, salah input yang mengetik kali ya, diperbaiki saja. Tanya Mawardi ya," ucap Saefullah.

Sedangkan Anies, meski tampak menghindar, sempat mengatakan bahwa yang bertanggung jawab adalah Kepala Dinas Kebudayaan,  Iwan Henry Wardhana  "Nanti Pak Kadis Kebudayaan yang menjelaskan," ucap Anies.

Lalu Henry Wardhana balik mengatakan bahwa TACB tidak berwenang memberikan rekomendasi.

"Eh Pak Mundarjito (Ketua TACB DKI Jakarta) itu memang tidak berwenang mengeluarkan rekomendasi. Yang berwenang itu TSP. Jadi blast saja ke TSP. Pak Mundarjito ya emang nggak tahu," ucap Kepala Dinas Kebudayaan Iwan Henry Wardhana kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (13/2).

***

Kembali ke pertanyaan Saefullah, Anies mungkin saja disalahkan. Hanya pengertian "disalahkan" ini tidak serta merta mengatakan bahwa Anies tidak bersalah bahkan lepas dari tanggung jawab.

Sebagai pejabat tertinggi daerah apalagi menandatanganinya, Anies mestinya mampu melihat jikalau ada kesalahan narasi atau pernyataan tentang rekomendasi tersebut.

Jika mau memahami Anies, maka kesalahan seharusnya ada di Saifullah.

Saifullah jangan hanya fasih mengeluarkan pernyataan politik sehingga membuat Anis seperti dizolimi, padahal dalam tanggungjawab sebagai pegawai pemerintah seorang Sekda juga bertanggungjawab terhadap kesalahan Kepala Dinas, seperti yang dituduhkannya sendiri.

Persoalan-persoalan ini, meski tak disengaja membuat polemik serupa (berkaitan dengan administrasi) terjadi hampir dalam waktu berdekatan. Pertama, soal surat permohonan ijin revitalisasi Monas yang syukurlah sudah diselesaikan dengan baik, dan kedua, soal tuduhan "manipulasi" rekomendasi ini.

Anies nampak disalahkan, namun jikalau persoalan ini terjadi berulang, maka Anies bersama dengan jajarannya mestinya dengan legowo mengatakan bahwa ada kesalahan disana.

Tak perlu memutar-mutar kesana kemari, apalagi berusaha membela diri dengan menyalahkan pihak-pihak tertentu, nanti terkesan saling menyalahkan.

Perbaiki sistem kerja, cek isi surat dengan lebih baik, dan meminta pejabat jangan mengeluarkan pernyataan yang mengundang cibiran.  

Referensi : 1 - 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun