Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Juara, Anthony Ginting Pasti Merindukan Kento Momota

19 Januari 2020   20:16 Diperbarui: 20 Januari 2020   08:03 1943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Melawan Antonsen tadi, Ginting berlaku terbalik seperti Kento Momota, dan Antonsen menjadi Ginting. 

Ginting yang ketinggalan di set pertama, lalu perlahan namun pasti "membungkus" Antonsen dengan rapi di akhir pertandingan. Antonsen dikalahkan dengan amat pedih.

Begitu juga yang sering dilakukan Momota pada diri Ginting kan? Pecinta bulutangkis Indonesia sampai menyebut duel Momogi untuk duel Momota Ginting karena sering berlangsung menarik.

Bukan itu saja, karena laga berlangsung ketat, publik kita lalu menganggap Ginting hebat, tetapi ya itu, Momota tetap lebih dominan, dan Ginting hanya sekelas pesaing hebat. Tidak lebih. Ginting bahkan di beberapa partai, terlihat dikalahkan dengan telak juga.

Kembali ke laga final tadi. Antonsen di atas kertas memang lebih unggul dari Ginting, minimal dari sisi peringkat, Antonsen berperingkat tiga dunia berbanding peringkat 7 milik Ginting. Selain itu, Antonsen adalah juara bertahan setelah tahun lalu mampu mengalahkan Kento Momota.

Akan tetapi, dalam pertandingan tadi, yang di atas kertas itu terbalik. Ginting jelas lebih unggul. Lihat saja, Antonsen yang bermain rapi, dan unggul di set awal, malah harus takluk di set ketiga dengan skor telak 9-21 di tangan Ginting.

Ada dua momen yang tidak akan saya lupakan bukti kesahihan Ginting terhadap Antonsen. Pertama, Antonsen dibuat hampir berputar 360 derajat di atas lapangan setelah gagal mengembalikan bola smash menyilang dari Ginting.

Kedua, menghadapi bola netting tipis Ginting, kepala Antonsen bahkan terpaksa harus menanduk bibir net. Mungkin saja Antonsen kesal, beruntung pria Denmark ini lebih cepat meminta maaf kepada wasit, kalau tidak mungkin saja dia harus menerima kartu kuning.

Head to head kedua pemain menjadi 0-3 untuk Ginting.

Ginting seperti membalaskan sakit hatinya selama ini terhadap Momota kepada Antonsen dan Axelsen (semifinal), beberapa lawan yang juga dapat dikatakan tangguh. Ginting menginginkan hal ini dapat dilakukannya pada Momota, tetapi tidak dan belum bisa terlaksana secara paripurna.

Artinya, rasa dahaga nihil gelar selama setahun mungkin tidak dapat memuaskan Ginting dengan gelar Indonesia Masters ini selain mampu mengalahkan Momota lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun