Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mengapa Endo/Watanabe Mudah Menang atas Kevin/Marcus?

14 Desember 2019   23:45 Diperbarui: 14 Desember 2019   23:48 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah  pasangan ganda putra nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus terhenti di babak semifinal  turnamen BWF World Tour Finals 2019. Lagi-lagi, Kevin/Marcus dikalahkan oleh pasangan Jepang yang sudah sangat sering menghentikan langkah mereka, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

Tak tanggung-tanggung, dalam turnamen BWF World Tour tahun ini, sudah dua kali Kevin/Marcus dipecundangi Endo/Watanabe. Pertama di fase grup, Kevin/Marcus kalah 11-21, 21-14, 11-21 dalam waktu satu jam dan lima menit.

Di babak semifinal, lagi dan lagi melalui rubber set, Kevin/Marcus menyerah 11-21, 21-15, dan 10-21 dalam tempo 56 menit.  

Kekalahan ini membuat rekor tahun ini adalah 0-5 untuk Endo/Watanabe. Lima kali Kevin/Marcus menderita kekalahan beruntun. Perjalanan kekalahan Kevin/Marcus dimulai dari Hong Kong Open, Thailand Open dan "dibantai" di Kejuaraan Bulutangkis Asia dengan skor telak 18-21, 3-21.

Padahal, tahun lalu dalam dua pertemuan awal, Endo/Watanabe selalu kalah. Endo/Watanabe pula yang dianggap telah memutuskan rantai "player of the year" dari Kevi/Marcus sebagai pebulutangkis dengan gelar terbanyak setahun. Gelar itu tahun ini berpindah ke Kento Momota yang pada tahun ini amat digdaya.

Seusai kekalahan dalam laga semifinal tersebut, Kevin/Marcus berusaha berbesar hati dengan mengakui kekalahan mereka. "Hari ini, lawan bermain lebih baik daripada kami. Mereka tampil lebih konsisten dari awal sampai akhir. Mereka juga selalu bisa mempertahankan ritme permainannya. Sebaliknya, kami malah masih banyak berubah-ubah. Pastinya kami kecewa dengan hasil ini," ujar Kevin.

"Kami sudah berusaha menyerang, tapi lawan memang enggak gampang mati hari ini. Saya pribadi jadi enggak begitu percaya diri mainnya. Mau main bagaimanapun jadi enggak enak, enggak bisa lepas juga tadi karena kepikiran terus,"  tambah Marcus.

Bagaimana menganalisa permainan Endo/Watanabe yang seperti menjadi antithesis dari Kevin/Marcus, atau berbagai media bahkan menyebut mereka sebagai Kryptonite, illustrasi yang menggambarkan bahwa sang Superman, Kevin/Marcus tak akan berdaya di hadapan Kryptonite.

Jika kita menyaksikan pertandingan semifinal, maka Endo/Watanabe memiliki kekuatan yang cukup lengkap. Endo/Watanabe berbeda dengan dua pasangan papan atas, yang sudah sering dikalahkan Kevin/Marcus yakni ganda Jepang lainnya, Kamura/Sonoda dan pasangan raksasa Cina, Li Junhui/Li Yuchen.

Kamura/Sonoda dikenal memiliki pertahanan yang kuat namun tidak terlalu tajam dalam menyerang, apalagi diajak bermain dalam tempo tinggi dalam waktu yang lama. Sebaliknya, Li Junhui/Li Yuchen memiliki serangan yang tajam, namun sayang lemah dalam pertahanan.

Endo/Watanabe memiliki pertahanan yang kuat, sekaligus tajam dalam menyerang. Selain itu, ketahanan Endo/Watanabe ketika diajak beradu dengan pukulan drive juga mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun