Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenang TPI, Lativi, dan TV7, Stasiun Televisi Nasional yang Terpaksa "Tamat"

25 Agustus 2019   21:55 Diperbarui: 25 Agustus 2019   22:40 10810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TPI, Lativi dan TV7 I Gambar : editwiki

Kabar tentang NET TV bangkrut memang sejenak reda, akan tetapi bukan berarti Televisi Masa Kini tersebut sudah pasti akan tetap mengudara di masa depan. Jika akhirnya benar-benar gulung tikar, NET Tv akan menjadi stasiun televisi kesekian yang gulung tikar di Indonesia.

Mari kita sejenak mengenang, tiga stasiun televisi yang terkenal cukup besar pada masanya, akan tetapi harus berhenti mengudara karena bebeberapa alasan.

TPI (Televisi Pendidikan Nasional)

Televisi ini didirikan oleh putri sulung mantan presiden Soeharto, yaitu Siti Hardiyanti Rukmana, atau yang lebih dikenal dengan Mbak Tutut. Televisi ini mengudara tanggal 23 Januari 1991,dan diresmikan Presiden Soeharto bersamaan dengan ultah Mbak Tutut ke-42.

Merupakan televisi swasta nasional kedua setelah RCTI, TPI sebeanarnya pertama kali mengudara terlebih dahulu pada 2 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 08.00-10.00 WIB.

Selain itu pada awalnya TPI belum memiliki slogan "Televisi Pendidikan Nasional", pada periode 1991-1993, TPI menggunakan kalimat  "Cermin Dinamika Budaya Bangsa" sebagai slogan perdana mereka.

Sesudah itu baru televisi yang dimiliki Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) ini mengubah slogannya menjadi beberapa kali, mulai dari Televisi Pendidikan Indonesia (1993-1995)
Televisi Keluarga Anda (1995-1997),  Makin Asyik Aja (1998-2007) dan Makin Indonesia, Makin Asyik Aja (2007-2010).

Pada awal 90-an TPI banyak menayangkan acara dokumenter dan berbau ilmu pengetahuan, akan tetapi perlahan-lahan konten pengetahuan mulai terkikis. Salah satu  acara edukasi unggulan adalah Pelajaran bahasa Perancis (bersama Maudy Koesnadi) .

Di akhir 90-an, semakin sedikit konten edukasi dan TPI akhirnya banyak juga juga rajin memutar serial dan film India, serta musik dangdut. Sepertinya, industri film India, Bollywood masuk ke Indonesia pertama kali melalui stasiun televisi ini.

Selain film India, TPI pernah mendapat penghargaan karena telah bertahun-tahun menayangkan acara kuis dangdut pertama di Indonesia yaitu Kuis Dangdut yang dibawakan oleh H. Jaja Miharja dan Dorce Gamalama.

Saat itu selain Kuis Dangsut, kuis Gamezone (Tamara Geraldine) dan Komunikata (Isam Surentu) juga menarik perhatian pemirsa dengan acara komedi seperti Ngelaba yang dibawakan oleh Patrio.

Setelah Soeharto jatuh, TPI pun mulai kendur. Tahun 2001, 70% saham TPI dibeli PT. Media Nusantara Citra.  Tahun 2003, TPI dibeli oleh PT. Bimantara Citra, Tbk., suatu induk usaha yang menaungi RCTI dan Global TV, kemudian membentuk induk usaha untuk 3 stasiun televisi ini yaitu MNC (Media Nusantara Citra). Dan tahun 2006, MNC menguasai secara resmi 75% saham TPI.

Pada 20 Oktober 2010, TPI secara resmi relaunching nama menjadi MNCTV. Pihak MNCTV kala itu mengatakan, perubahan nama dikarenakan singkatan TPI sudah tidak relevan dengan kontennya. Meski ada yang menduga perubahan nama ini karena adanya perebutan kepemilikan antara Hary Tanoesoedibjo dan Mbak Tutut.

Lativi

Stasiun yang dimiliki oleh mantan Menteri Tenaga Kerja era Soeharto, Abdul Latief ini  memulai siaran percobaan di kawasan Jakarta tahun 2001, dan beroperasi secara nasional pada 2002, tepatnya 30 Juli 2002.

Latief yang memiliki perusahaan Alatief Corporation ini memberi Lativi beberapa slogan,  Saluran Penuh Nilai dan Makna (2002-2004), Pasti (2004-2006) dan Berani Beda (2007-2008).

Seperti pada umumnya stasiun TV swasta, Lativi menyediakan berbagai jenis hiburan. Program sinetron, film Hollywood, animasi, infotainment, reality show, ada di Lativi.

Pada awalnya, bersiar mulai sore pukul 16.00 sampai 23.00, mungkin ada yang masih ingat beberapa siaran televisi Lativi ai awal seperti Lativi Animasi: "Minky Momo", Kisah Nyata: "Misteri Kisah Nyata", dan kuis Beranda Nada. Selain itu, tayangan animasi Spongebob dan Bioskop Dewasa (film-film Indonesia era 90-an) sempat menjadi andalan stasiun TV ini.

Terlihat kerepotan bersaing dengan stasiun televisi swasta lainnya, seperti RCTI dan SCTV, Lativi gulung tikar.  

Pada 14 Februari 2008, Lativi berubah nama jadi tvOne. Abdul Latief  sendiri tak lagi memiliki saham tvOne yang berada di bawah naungan Viva Group.

TV7

TV7 adalah satasiun TV yang berdiri pada tahun 2001, pada tanggal 23 November. Berada di bawah naungan Kompas Gramedia group, TV7 juga merupakan stasiun TV yang total  menghadirkan general entertainment. Seperti tayangan telenovela, sinetron, film layar lebar, musik  talkshow dan olahraga.

TV7 sempat berganti slogan sebanyak tiga kali. Makin Beragam, Makin Seru (2001-2003), Memberi Inspirasi (2003-2005) dan Semakin Beragam, Semakin Menarik (2005-2006).

Beberapa acara unggulan mereka memang menarik minat pemirsa pada jamannya. Bersiar sejak pukul 14.00 hingga 23.00,  Film Seri: "Kapten Tsubasa, acara berita seperti Tajuk Utama dan Tajuk sore serta Sport TV7  menjadi andalan stasiun televisi yang dipimpin oleh August Parengkuan sebagai Presiden ini.

Pada tahun 2006 karena bangkrut,  saham mayoritas TV7 diakuisisi oleh Trans Corp (kini Trans Media).  Karena itu, sejak 15 Desember 2006, TV7 berubah nama jadi Trans7 dengan beberapa acara unggulan seperti talk show, reality show, variety show, dan acara lawak.

Jika kita perhatikan dari pola sesudah berhenti tayang, ketiga televisi ini diakuisisi oleh perusahaan lain. Dampaknya adalah perubahan identitas secara utuh atau juga tetap mempertahankan beberapa model siaran.

Kita perlu menunggu bagaimana NET Tv nanti. Apakah akan terus bersiaran, diakuisisi oleh perusahaan lain atau pada akhirnya berhenti total. Semoga pilihan ketiga tidak harus ditempuh nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun