Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gereja Minggu dan Gulai Aba Hasan Somad

18 Agustus 2019   12:54 Diperbarui: 20 Agustus 2019   20:19 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Gulai Kambing I Gambar: bango.co.id

Usianya sudah di awal 50-an, mendekati 55 tahun. Meski begitu jiwanya muda, wajahnya juga awet, katanya dia disipilin tidur malam. Jam 8 atau jam 9 malam, dia sudah tidur, dan bangun di pagi hari, untuk sholat.

Aba memang taat sholat lima waktu, kabarnya sudah dua kali aba naik haji, selain dipanggil Hasan Somad kami juga memanggilnya dengan panggilan pak Haji.

Aba itu juga asyik, Aba memperlakukan kami yang muda sebagai teman, kami juga segan pada Aba, kami menghormati Aba.

Saya dan Aba senang melakukan kuliner bersama, sering di hari Jumat kami berkeliling mencari tempat makan terbaru yang enak dengan memakai mobil baru Aba yang tergolong mewah. Aba memang pekerja keras, tak heran dia bisa membeli mobil yang lebih bagus, tetapi sikapnya tetap sederhana.

Saya ingat betul ketika kami di suatu Jumat hendak menikmati sup kepala Ikan di daerah pelabuhan yang terkenal, mesti menunggui Aba selesai sholat dulu. Biasa saja dan kami enjoy.

Kami menunggui Aba ibadah Jumat di parkiran masjid, lalu baru makan bersama. Memang jika keluar bersama di hari Jumat, kami selalu ingat bahwa Aba harus sholat, sehingga oke-oke saja, jika harus menunggui Aba sebentar.

Aba terkadang kurang enak hati dengan kami yang tak seagama. Pernah suatu kali ada acara akikah atau apa namanya, saya lupa, lalu Aba meminta kami untuk datang jangan terlalu cepat karena ada sholat bersama yang lama. Dia menyarankan agar kami datang mendekati jam makan saja.

Kami ternyata tetap datang terlalu cepat, sholatnya memang lama, Aba terlihat tak enak hati, kami sih aman-aman saja, lagian tak masalah, dan tak selalu begitu.

Sikap kami memang adalah respons terhadap Aba yang sudah memberikan contoh terlebih dahulu. Natal kemarin, belum ada SMS ucapan selamat Natal, Aba terlebih dahulu memberikan ucapan selamat di tanggal 24 Desember pagi. Saya senang mengerjai Aba dengan mengatakan belum Natal, Aba tertawa dan mengatakan daripada lupa, lebih baik lebih cepat, kami tertawa.

Sayangnya, Aba jarang sekali ke rumah, Aba biasanya di libur Natal pulang ke kampungnya di Flores, saya salut, karena terkadang kampungnya tak menangkap sinyal HP, artinya Aba perlu mencari tempat tertentu untuk mengucapkan selamat hari raya.

Sepertinya Aba atau kami sepakat bahwa agama bukanlah sekat, dan setuju bahwa pengamalan dari nilai-nilai agama itu nampak dari relasi yang harmonis antar kami, taka da saling benci, taka da saling curiga, saling mengolok yang ada saling mengasihi. Tak lebih tak kurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun