Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Soenarko, Penyelundup Senjata untuk 22 Mei yang Gagal

21 Mei 2019   23:44 Diperbarui: 22 Mei 2019   04:54 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soearko I Gambar : Tribun

Nama Mayjen TNI (Purn) Soenarko tiba-tiba menjadi terkenal. Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus ini ditangkap atas dugaan makar dan penyelundupan senjata untuk aksi 22 Mei 2019.

Nama Soenarko awalnya ikut terseret dalam kasus makar terkait isu people power yang digaungkan kubu Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Awalnya, Video Soenarko yang dinilai memprovokasi dan mengadu domba jadi viral di media sosial. Di dalam video tersebut, Soenarko dianggap telah menimbulkan keresahan dengan memerintahkan agar massa mengepung KPU dan Istana. Selain itu, Soenarko mengatakan bahwa tentara berpangkat tinggi sudah dibeli.

Kontroversi tentang Soenarko berlanjut, ketika Wiranto ikut berbicara tentangnya. Wiranto mengatakan bahwa Soenarko diduga menyelundupkan senjata yang didatangkan dari Aceh.

"Juga ada keterkaitan dengan adanya senjata gelap yang dari Aceh, yang kemudian diindikasikan diduga diminta oleh yang bersangkutan untuk sesuatu maksud tertentu yang kita tidak tahu. Tapi itu tentu melanggar hukum," kata Wiranto.

Nama Soenarko sendiri dalam politik nasional cukup dikenal. Soenarko bergabung dengan Partai Aceh pada 2012, lalu bergabung dengan Partai Gerindra dan menjabat sebagai Ketua Bidang Ketahanan Nasional, sebuah jabatan yang tidak bisa dipandang enteng.

Tentu saja pemilihan Soenarko sebagai pemimpin di bidang Ketahanan Nasional bahkan tanpa alasan. Soenarko pernah mengikuti pendidikan di Seskoad pada 1995 dan Lemhannas pada 2005, menjabat Danjen Kopassus pada akhir 2007-Juli 2008 sebelum menjadi Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) dan pensiun pada 2011.

Tentang Aceh, selain pernah bergabung dengan Partai Aceh, Soenarko juga pernah menjadi Pangdam Iskandar Muda dari 2008 hingga 2009.

Fakta-fakta yang berkaitan dengan riwayat dari Soenarko membuat ada titik temu dari berbagai tuduhan terhadap dirinya. Ada kesamaan tempat dan asal senjata diselundupkan dan lain sebagainya.

Pertanyaan yang dapat diberikan tentang Soenarko adalah mengapa seorang mantan TNI yang seharusnya patriotik dan nasionalis harus mau melakukan tindakan-tindakan tak terpuji yang mengancam keutuhan bangsa.

Seraya menunggu hasil penyelidikan pihak berwajib terhadap Soenarko, ada beberapa hal yang dapat dijelaskan. Pertama, Soenarko bukan lagi seorang TNI, namun seorang sipil yang sedang berjuang untuk mendapatkan kekuasaan, melalui menjadi anggota partai (Gerindra).

Ketika menjadi anggota partai, Soenarko harus tunduk pada kehendak partai. Kehendak partai tidak dimaksudkan untuk melakukan hal yang salah, namun ketika memperjuangkan sesuatu, dalam keadaan tersebut, dapat saja Soenarko secara negatif mengartikannya dan bahkan merencanakan tindakan yang inkonstitusional.

Kedua, Soenarko terjebak irama dari kisruhnya perpolitikan di Indonesia, Soenarko ingin mengambil peran, namun dengan cara yang keliru. Ujaran-ujaran kebencian menjadi bagian di kubu Soenarko, oleh karena itu, Soenarko mungkin merasa bahwa menyelundupkan senjata adalah tindakan yang dapat digunakan untuk memperkeruh suasana.

Menyelundupkan senjata bukanlah tindakan yang main-main, Soenarko harus segera diproses atas tindakannya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun