Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ini Penjelasan Andi Arief Soal "Setan Gundul" dan 62 Persen

7 Mei 2019   06:26 Diperbarui: 7 Mei 2019   06:45 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Arief dan Prabowo I Gambar : Tribun

Setelah cukup membuat gaduh, Demokrat akhirnya berusaha menjelaskan pernyataan Andi Arief soal pembisik atau "setan gundul"dan data kemenangan Prabowo hingga 62 persen. Soal kemenangan 62 persen ini disebut di dalam deklarasi kemenangan kubu 02.

Ada dua poin penting yang digunakan untuk menjelaskan tentang setan gundul dan 62 persen, yang disampaikan melalui Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Pertama, setan gundul adalah sebutan yang tidak mengarah ke personal tertentu. Sebutan ini untuk menjelaskan siapa saja yang memberikan data secara asal-asalan atau ngawur kepada Prabowo.

"Andi Arief bilang saya ingin Prabowo menang, jangan diberikan data yang salah sehingga beliau menjadi blunder memberi statemen ke luar," kata Ferdinand.

Ferdinand lalu menjelaskan bahwa Andi Arief sendiri tidak tahu siapa itu setan gundul, karena itu hanyalah sebuah istilah untuk para penyesat.

Kedua, perolehan kemenangan 62 persen menjadi tidak masuk akal jika dibandingkan dengan kemenangan SBY di 2009.

Andi Arief dikatakan Ferdinand menganalisa angka 62 persen yang dikatakan "sesat" itu berdasarkan pengalaman perolehan suara kemenangan Demokrat di 2009.

"Dia membandingkan kemenangan SBY 2009 ya. SBY menang telak di mana-mana, di pulau Jawa semua menang, Sumatera dia menang, saat itu hanya 60 persen," kata Ferdinand.

Bagaimana bisa Prabowo dapat menang hingga 62 persen, padahal di pulau Jawa saja kalah, begitu cara berpikir Andi Arief menurut Ferdinand.

Mau tidak mau, Demokrat atau Andi Arief memang harus bekerja keras untuk menjelaskan soal fenomena "setan gundul" ini. 

Berbagai pihak bahkan sudah ikut berkomentar, baik memberi saran bahkan menyerang balik Demokrat.

Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono bahkan mengatakan bahwa Andi Arief sedang melindur atau berkata-kata tidak jelas saat tidur. Bahkan Arief Poyuono menyindir Demokrat yang dianggap hanya seperlima hati mendukung Prabowo.

"Yang pasti kita koalisi sama PKS, PAN, Berkarya, dan 1/5 hati dengan Partai Demokrat, yang cuma menangguk untung aja," kata Arief Poyuono.

Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid atau HNW juga ikut berkomentar.

"Justru Demokrat yang menyebutkan survei internal Demokrat menyebutkan 62 persen Prabowo menang," kata HNW di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Demokrat langsung cepat mengklarifikasi pernyataan HNW ini melalui Ketua DPP PD, Jansen Sitindaon.

"Aduh... dapat data dan informasi dari mana itu Pak Hidayat Nur Wahid ya? Kok malah menuduh sumber 62 persen kemenangan Pak Prabowo itu dari Demokrat? Harus kami tegaskan tidak benar sama sekali pernyataan Pak HNW itu," kata Jansen kepada wartawan, Senin (6/5/2019).

Jansen lantas menceritakan bahwa memang Demokrat pernah mengatakan soal 62 persen, namun bukan tentang hasil kemenangan pasca Pemilu, melainkan survei tentang keinginan kader PD saat itu untuk berkoalisi dengan Prabowo. Sebanyak 62% kader PD ingin berkoalisi dengan Prabowo, sisanya ke Jokowi.

Selain HNW, Ketua PA 212 Slamet Ma'arif , bahkan mengatakan tidak paham maksud Andi Arief.

"Saya bukan paranormal, jadi bukan maqom saya lihat setan. Saya fokus ke dunia manusia saja, saya tidak mau masuk dunia setan, karena kami bukan setan. Nggak paham apa maksudnya," ujar Slamet, yang juga Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi.

Penjelasan Andi Arief melalui Ferdinand sepertinya belum memuaskan. 

Bola panas "setan gundul" dipastikan akan terus bergulir atau digiring kesana-kemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun