Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penjelasan Logis Indo Barometer Soal Hasil Situng Bengkulu

3 Mei 2019   09:26 Diperbarui: 3 Mei 2019   10:18 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M Qodari Direktur Indo Barometer I Gambar : Tangkapan Layar KompasTV

Penggiringan opini bergerak liar sesudah hasil Situng KPU di Bengkulu mencapai 100 persen. Hasil resmi KPU menunjukan pasangan Prabowo-Sandi unggul dengan 50,13% dibandingkan Jokowi-Ma'ruf dengan 49,87%.

Hasil ini tentu saja berbeda dengan breakdown hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei, salah satunya Indo Barometer. Quick Count (Qc) Indo Barometer, menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 51,40% sedangkan Prabowo-Sandi 48,60%.

Dalam diskusi di acara talkshow Rosi tadi malam dengan tema "Menunggu Hasil Pemilu", Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mencoba menjelaskan hasil ini.

Qodari menjelaskan bahwa Qc dilakukan untuk mendapatkan data atau hasil di tingkat nasional, meski bisa dibagi untuk melihat hasil setiap provinsi, pihaknya merasa harus berhati-hati. Mengapa? Karena hasil di provinsi margin of errornya berbeda-beda.

Mengapa? Jika di tingkat nasional marjin of error (MOE) adalah plus minus satu persen,  dengan hanya 1200 sampel respondens TPS yang dilakukan oleh Indo Barometer, maka marjin di tingkat provinsi bisa cukup besar.

Qodari lantas menjelaskan bahwa jika bicara Provinsi Bengkulu, dari 1200 sampel, Bengkulu diambil hanya 9 TPS. Artinya menurut perhitungan Indo Barometer, MOE di Provinsi Bengkulu, mencapai 9 persen.

Artinya, meskipun pemenangnya berbeda, tapi dari hasil yang ada selisih yang tipis antara dua pasangan masih masuk toleransi MOE yang dihitung.

Ketika ditanya host Rosi, apakah kesalahan ini meruntuhkan kepercayaan atas Lembaga Survei? Qodari secara tegas menyatakan tidak. Mengapa? Menurut Qodari, preferensi hitungan Qc Indo Barometer adalah di tingkat nasional dan bisa dibandingkan secara nasional dengan hasil hitungan KPU nantinya.

Qodari juga mencoba menjelaskan bahwa tidak ada permainan atau konspirasi antara lembaga survei. Ada beberapa hal yang menurut Qodari bisa dijadikan bukti untuk itu.  

Pertama, Indo Barometer memiliki jumlah sampel yang berbeda dengan lembaga survei yang lain. Indo Barometer hanya menggunakan 1200 sampel TPS, dibandingkan dengan yang lain seperti Kompas yang menggunakan kurang lebih 2000 sampel TPS dan lembaga survei lain yang bahkan mencapai 6000 sampel TPS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun