Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Hanum Rais, Erin Taulany, dan Sebuah Cermin

23 April 2019   21:35 Diperbarui: 25 April 2019   23:38 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erin Taulany dan Hanum I Gambar : Tribun

Bukan itu saja, sambil berjalan bersama Ratna, Hanum menitikkan air mata bahkan berkata bahwa sosok Ratna menyamai sosok Kartini dan Cut Nyak Dien. Ratna akhirnya mengaku bahwa dia baru abis dioperasi plastik, bukan dikeroyok atau dipukul.

Menarik ketika Ernest menggunakan kata cermin untuk menggambarkan bahwa ketika Hanum mengatakan Erin telah melakukan kebohongan sebenarnya Hanum telah lebih dahulu telah melakukannya.

Ernest mengatakan sesuatu yang amat penting. Hanum membutuhkan cermin, saya kira Erin juga perlu, kita semua, bangsa kita perlu cermin sekarang ini.

Dunia adalah cermin dari diriku yang sekarat. -- Henry Miller.

Sebuah catatan filosofi yang baik tentang cermin mengatakan seperti ini; Mata kita tidak bisa melihat semua bagian dari tubuh kita, kita butuh cermin untuk bisa melihat seperti apa diri kita sebenarnya.

Tak ada yang lebih tulus dari cermin. Cermin berbicara dalam puncak kejujurannya; diam dan memberi tahu apa adanya.

Bila kita rapi, ia akan menampakkan gambar yang rapi pula. Bila tampilan kita berantakan, ia juga akan menampakkan wajah diri kita yang berantakan.

Dalam kata lain, cermin  akan mengatakan apa adanya tentang diri kita, cermin itu tidak pernah bohong, cermin itu jujur, cermin itu apa adanya.  tidak ada yang ditutupi, apa yang ada pada diri kita itulah yang akan dipantulkan oleh cermin.

Ini bukan saja soal Hanum, ini bukan soal Erin, ini soal kita. Tanpa kita sadari, kita membenci kebohongan tetapi di saat yang lain kita juga melakukan kebohongan. Kita sering membenci,  jika kita dijelekan orang lain, tapi pada saat yang sama kita juga berkata jelek tentang orang lain. Kita senang mengatakan kekurangan orang lain, padahal jika dikritik, kita marah dan tersinggung.

Kita sangat  membutuhkan cermin. Teringat kata satire dari penulis Inggris, Jenny Dowham, "Memangnya kau tidak berpikir seperti itu ketika kau menatap cermin? Memangnya kau tidak pernah membayangkan tengkorakmu sendiri?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun