Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menyoal Perlunya KLB PSSI Setelah Pengunduran Diri Edy Rahmayadi

20 Januari 2019   23:44 Diperbarui: 21 Januari 2019   05:18 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Edy Rahmayadi Mundur, perlu KLB? I Gambar : Starberita

"Tadi kita dengar Edy (Rahmayadi) mundur. Persoalan sepakbola Indonesia sudah sangat kotor dan kronis. Kalau sudah seperti itu, tentu tidak hanya melibatkan satu atau dua orang, tapi sudah sistemik dan mengakar," kata Andi Peci, pentolan bonek.

Sesudah Edy Rahmayadi mundur sebagai Ketum PSSI, maka agenda selanjutnya yang harus dikawal oleh para pecinta bola nasional adalah penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).

Menurut statuta PSSI  keputusan untuk mengadakan KLB ada pada para paduka yang terhormat, para voters yang hadir di kongres di di Sofitel, Nusa Dua, Bali.

Tertulis dalam pasal 30 Statuta PSSI, bahwa KLB hanya bisa digelar jika 50 persen atau 2/3 delegasi membuat permohonan tertulis untuk mengadakan KLB.

Tercatat ada 85 voters memiliki hak suara yang terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, dan 1 Asosiasi Futsal (FFI).

Seberapa penting Kongres Luar Biasa? Sangat penting jika kita sepakat dan sepaham bahwa salah satu akar persoalan utama di tubuh PSSI adalah kapabilitas dan integritas dari para pengurusnya.

KLB adalah satu-satunya jalan untuk mengganti pengurus, tidak ada yang lain. Hanyalah sebuah mimpi mengharapkan para pengurus PSSI sekarang  yang terdiri dari wajah-wajah lama itu untuk mundur seperti Edy.

Kita harus jujur bahwa PSSI sudah hancur remuk di depan publik soal integritas para pengurusnya ketika Satgas AntiMafia Bola mulai mengungkap kasus mafia pengaturan skor di pentas sepak bola nasional.

Munafik bahkan dapat dikatakan urat malu sudah putus, jika mengatakan itu tidak terjadi atau hanyalah ulah dari oknum-oknum tertentu.

Lihat saja nama-nama tersangka dan jabatannya seperti anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Lin Eng, mantan anggota Komisi Wasit Priyanto, Anik Yuni Artika Sari, anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, dan wasit Nurul Safarid.

Bukankah ini wajah sebenarnya bahwa pengurus-pengurus telah terlibat aktif dari berbagai jabatan, dari atas ke bawah di dalam pengaturan skor. Sebuah perbuatan yang paling menjijikan dalam olah raga yang kita cintai ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun