Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Tangisan dan Tuduhan Suap kepada Pemain Persib

20 November 2018   22:06 Diperbarui: 21 November 2018   10:47 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah masih ada suap di sepak bola Indonesia : Gambar : cyprus.mall

Bambang Suryo sendiri pada 2015 dijatuhkan hukuman oleh Komisi Disiplin PSSI dengan dilarang beraktivitas dalam kegiatan yang terkait sepak bola di lingkungan PSSI seumur hidup.

Jika kita ingat, Bambang yang dikenal dengan inisial BS ini pernah menghebohkan sepak bola Indonesia dengan rekaman yang diklaimnya sebagai bandar judi Malaysia usai Timnas Indonesia U-23 tersingkir di SEA Games 2015.

Sepak bola gajah PSIS versus PSS Sleman, sejarah kelam sepak bola nasional I Gambar : Tribunnews
Sepak bola gajah PSIS versus PSS Sleman, sejarah kelam sepak bola nasional I Gambar : Tribunnews
Di tahun yang sama (2015), hukuman terhadap kasus "sepak bola gajah" antara PSIS dan PSS Sleman menjadi perhatian publik saat itu.

Dalam laga babak delapan besar Divisi Utama yang mempertemukan PSIS Semarang melawan PSS Sleman pada 24 Oktober 2015, yang dimenangkan oleh PSS dengan skor 3-2 itu, para pemain berlomba mencetak gol ke gawang mereka sendiri, alias gol bunuh diri.

Peristiwa "sepak bola gajah" tersebut terjadi karena muncul instruksi agar menghindari tim kuat, Borneo FC, pada babak berikutnya. Tahun kelam bagi sepak bola Indonesia.

***
Di luar kebenaran yang dikatakan oleh Suryo, pada awal tahun ini saja dikutip dari Vice.com, mantan bek Persela Lamongan Kristian Adelmund asal Belanda, menuding sepak bola Indonesia tidak bisa lepas dari korup. Aldemund mengatakan pernah melihat bos (manajer) tim lawan membawa pistol ke ruang ganti wasit.

Meski masih harus diselidiki lebih mendalam yang dikatakan Aldemund, namun pengamat sepak bola Sirajudin Hasbi mengatakan bahwa yang dikatakan Aldemund bisa menjadi sebuah indikasi bahwa praktik suap dan pengaturan skor (match fixing) yang melibatkan klub, pemain dan pelatih masih menggurita di persepakbolaan Indonesia.

Menariknya adalah permainan para mafia atau bandar judi yang paling berkepentingan dengan hal ini selama ini dilakukan di kompetisi di divisi lebih rendah bukan kompetisi teratas seperti Liga 1.

Mengapa ini terjadi? Pada tahun 2013, media asing Al Jazeera bahkan mampu menjelaskan hal ini dalam laporan investigasinya bertopik, "State of The Game".

Berdasarkan pengakuan para "pemain", dikatakan bahwa banyak pemilik klub kasta kedua yang melakukan penyuapan terhadap wasit, dan memberi intruksi khusus kepada pelatih serta manajer tim soal rencana pengaturan skor. 

Hal itu ternyata sengaja dilakukan oleh pemilik klub-klub kasta kedua demi bisa promosi ke divisi teratas kompetisi sepak bola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun