Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kevin/Marcus Gagal di Final dan Memahami Persoalan "Shuttlecock" di French Open 2018

28 Oktober 2018   23:16 Diperbarui: 29 Oktober 2018   00:31 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin/Marcus harus puas jadi runner up di French Open I Gambar : badmintonindonesia.org

Turnamen bulutangkis level 750 French Open 2018 hari ini telah menjejak babak final dan baru selesai dipertandingkan. Tersisa Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon ke partai puncak sesudah ganda putri Greysia Polli/Apriyani harus terhenti di semifinal.

Kekalahan Greysia/Apriyani yang merupakan juara bertahan tersebut berhasil diobati oleh Kevin/Marcus. Pasangan nomor satu dunia ini berhasil meneruskan penampilan apik sepanjang turnamen dengan menaklukan wakil India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), dengan dua game langsung, 21-12, 26-24 di babak semi final,

Di final,  Kevin/Marcus menghadapi Han Chengkai/Zhou Haodong asal Tiongkok. Laga diprediksi berjalan menarik karena pada China Open 2018 lalu, Kevin/Marcus dikalahkan Han/Zhou dengan skor 19-21, 21-11, 17-21.

Benar demikian adanya. Laga yang barus selesai beberapa waktu lalu ini berjalan ketat dalam pertarungan tiga set. Sayangnya, Kevin/Marcus lagi-lagi harus menyerah kalah dari Han/Zhou dengan skor,  21-23, 21-8, 17-21.

Seharusnya Kevin/Marcus dapat menyelesaikan pertandingan dengan lebih cepat jika mampu menang di set pertama, tetapi sayang beberapa kekalahan sendiri membuat Kevin/Marcus harus merelakan set pertama, menang di set kedua dengan mudah tetapi jatuh dalam kesalahan yang sama di set ketiga.

"Seharusnya kami bisa menang di game pertama, kami kurang beruntung. Pada game ketiga saya banyak melakukan kesalahan sendiri. Tenaga kami terkuras banyak karena shuttlecock nya berat, tidak seperti di Denmark, di sini lebih banyak menggunakan tenaga," ujar Marcus yang pekan lalu bersama Kevin menjadi juara di Denmark Open 2018.

Saya sendiri melihat Han/Zhou memang tampil tenang menghadapi Kevin/Marcus. Meskipun tergolong pasangan baru dan muda, tetapi  Han/Zhou Nampak seperti pemain berpengalaman yang tak gampang "mati" dalam situasi ketinggalan. Kevin/Marcus harus segera mengevaluasi pertandingan ini, sehingga tidak tergelincir lagi dari Han/Zhou di pertandingan yang lain.

 ***

Ada sebuah hal menarik lain dibalik kegagalan Kevin/Marcus, yaitu soal shuttlecock. Kevin/Marcus menjadi pemain kesekian yang mengeluhkan tentang persoalan ini sesudah kekalahan mereka. Anthony Ginting menjadi salah satunya setelah harus tersingkir di babak pertama French Open 2018.

"Memang ini bukan alasan, tapi saya tak bisa mengontrol shuttlecock di sini yang berat. Saya sudah inisiatif menyerang dari depan, tapi datangnya pengembalian bola cukup lambat dan saya tidak bisa mengontrol ini sehingga saya 'mati sendiri'," kata Anthony setelah kalah dari pemain muda Thailand , Kantaphon Wangcharoen, , dengan skor 20-22, 12-21

"Saya sudah coba tapi feeling nya tidak pas di lapangan. Permainan tidak berjalan seperti rencana saya. Kondisi lapangan dan shuttlecock juga beda dengan pertemuan kami terakhir di Indonesia Masters 2018," tambah Anthony.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun