Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mengulas Kekalahan Anthony Ginting dan Target Susy Susanti

24 Oktober 2018   09:19 Diperbarui: 24 Oktober 2018   09:40 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting kalah di babak pertama French Open 2018I Gambar : Antara

Bagi kita sebagai penggemar, mungkin kita harus berefleksi, bahwa jalan Ginting masih panjang, Ginting belum menjadi Taufik Hidayat baru, dia masih perlu waktu. Jangan terlalu menempatkan ekspetasi terlalu tinggi baginya, yang berakhir dengan menyindir setelah Ginting kalah di media sosial. Kita bisa tidak fair, dan juga tidak membantu Ginting.

Seorang pebulutangkis dalam jalannya menjadi bintang juga bukan seterusnya akan selalu menang, seorang bintang pun pernah kalah dan dikejutkan dan disadarkan seperti ini. Tetapi dari kekalahan itu kita doakan agar dapat memicu Ginting untuk tampil lebih baik di masa depan.

***

Hal inilah yang mungkin sudah disadari oleh Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susantisebelum French Open 2018 berlangsung.  Menarik menyimak pernyataan Susi Susanti yang sedikit mengejutkan saya terutama soal target di French Open 2018 ini.

"Setiap pemain punya target masing-masing, tapi dari PBSI targetnya minimal satu gelar dari sektor apa pun. Kami berharap semua atlet bisa memberikan yang terbaik," ucap Susy Susanti.

Target satu gelar saja memang sedikit mengejutkan karena di France Open 2017, Indonesia mampu memboyong dua gelar melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Bukankah dengan pengalaman itu dan skuad lebih lengkap, target itu bisa minimal bisa disamai?

Saya berpikir cara memandang apa yang dikatakan Susy dapat dilihat  dari dua perspektif, dari perspektif organisasi dan juga dari segi pemain. Dari segi organsasi, mungkin PBSI memberikan target satu gelar per turnamen sehingga evaluasinya nanti PBSI tidak dianggap gagal, karena target tak tercapai.

Anggap saja, minimal satu gelar dari turnamen itu dariganda putra, Kevin/Marcus, maka hal itu dianggap sudah menyamai target, tambahan satu gelar lain dianggap sebagai prestasi atau melampaui target. Dalam kata lain, PBSI mencari aman dengan target minimal.

Jika dilihat dari segi pemain,  maka ada sesuatu yang saya pikir ada baiknya juga. Susy Susanti sebagai mantan pemain berharap pebulutangkis (terutama pebulutangkis muda) jangan dibuat frustrasi dengan target yang terlalu tinggi di tengah kompetisi padat yang mereka ikuti. Pemain bukan robot yang dapat tampil selalu kuat secara fisik, itulah yang memang sempat diungkapkan pelatih Ginting dan Jonathan Christie sesudah Asian Games lalu.

"Saya harus jujur mengatakan dalam beberapa hari ke depan mereka butuh refreshing dulu, pikirannya, ototnya, sampai pulih baru saya coba fokus ke turnamen berikut. Target tiga-empat hari harus cepat balik kondisinya. Soal latihan, tetap ada, besok sudah mulai latihan lagi. Hanya disesuaikan dengan kondisi mereka," kata Hendry Saputra saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun