Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tersenyumlah Untuk Gregoria

19 Oktober 2018   11:35 Diperbarui: 19 Oktober 2018   12:54 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria, harapan satu-satunya di tunggal Denmark Open I Gambar : Tribun

Kembali ke penampilan Gregoria di lapangan. Kita mungkin berharap Gregoria cepat menghabisi sang lawan, tetapi Gregoria lebih suka menunggu hingga sang lawan akhirnya membuat kesalahan sendiri. Artinya, jika sedang mendukung Gregoria secara langsubg saya sarankan jangan gunakan teriakan kata "habisi, habisi". Akan lama jadinya.

Tetapi gaya Gregoria ini memang akhirnya membuat Blichfeldt kesulitan, kelelahan dan membuat kesalahan sendiri. Hasilnya, Gregoria bisa menyusul dan berbalik unggul 21-16 di set kedua.

Jika saya harus membandingkan, menurut saya pola permainan Gregoria ini mirip dengan gaya Akane Yamaguchi, pebulutangkis asal Jepang. Tetapi harus diakui stamina dan skill Gregoria belum terasah tajam seperti Akane. Karena bukan Blichfeldt saja yang kelelahan tetapi Gregoria juga, bahkan punggungnya harus dirawat setelah set kedua berakhir.

Tetapi anehnya, meski mengalami kesakitan, Gregoria tetap tampil hebat di set ketiga. Terus mendikte Blichfeldt hingga skor 17-10, lagi-lagi Gregoria harus dirawat punggungnya. Tetap berjuang, Gregoria unggul 21-11 atas Blichfeldt sekaligus memastikan tempat di perempatfinal.

****

Minarti Timur tersenyum, dan saya pun ikut tersenyum di tengah malam itu. Saya tak akan bilang bahwa telah lahir tunggal putri setara Susi Susanti, tetapi paling tidak ada yang membuat saya tersenyum, yaitu tunggal putri kita tak gampang kalah.

Meskipun teknik permainannya perlu diasah, tetapi yang saya syukuri adalah perjuangan Gregoria yang tak pantang menyerah. Tubuhnya yang agak "gemuk" menurut saya, memang tidak bisa memantul lincah seperti Akane Yamaguchi ke kiri dan ke kanan. Tetapi dia akan mau terus bergerak mengejar bola dari sang lawan.

Kekuatan ini membuat luas lapangan terasa sempit dibandingkan dengan Blichfeldt yang memang sudah jangkung dan berkaki panjang. Gregoria butuh usaha dua kali melangkah untuk menyamai langkah Blichfeldt, tetapi jika mau terus berjuang di lapangan maka segala sesuatu mungkin. Bukankah pebulutangkis mungil dari Jepang sudah membuktikannya?

Gregoria terus melangkah, sehingga tidak ada bola mudah yang akan sampai di lantai tanpa melalui pukulan raketnya. Jika tangannya terlalu pendek menjangkau, maka bola akan membentur bibir raket baru mendarat di lantai. Bukti bahwa Gregoria sudah berusaha.

Di perempat final, Georgia akan bertemu dengan wakil Denmark lainnya, Line Kjrsfeldt. Bukan lawan yang mudah karena Kjrsfeldt (nama ini saya kesulitan menyebutnya), lebih berpengalaman dan dikenal lebih tangguh dari Blichfeldt.

Saya tentu berharap Gregoria akan kembali menang. Tetapi jika kalah pun, jangan kalah dengan mudah ya Gregoria. Sebagai informasi, Gregoria menjadi satu-satunya tunggal yang tersisa di Denmark Open 2018, setelah kemarin Jonathan Christie kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun