Sesudah menuliskan tulisan tentang Timnas Jepang yang akan berlaga berjudul "Menguji Kepantasan Samurai Biru", sepertinya emosi saya belum terlalu dilibatkan. Tulisan itu hanya bentuk harapan dari sedikit celah untuk harap itu menjadi kenyataan. Timnas Jepang akan menghadapi Kolombia, dan jelas sekali Kolombia lebih diunggulkan.
Seperti pandit amatir lainnya, saya mengira hasil imbang saja adalah hasil yang cukup memuaskan bagi Jepang, apalagi mayoritas wakil Asia sudah tumbang dengan berbagai cara. Mengenaskan dan menggemaskan.
Seraya menggunakan  filosofi  Samurai tentang Kematian ; "Jalan Samurai ditemui dalam kematian, Apabila tiba pada kematian, yang ada hanya pilihan yang pantas untuk kematian", saya bahkan menggiring diri saya untuk sekedar puas menikmati perjuangan Samurai Biru, meski pada akhirnya harus takluk juga dan pulang lebih awal.
Ronin adalah sebutan untuk samurai yang kehilangan atau terpisah dari tuannya pada zaman feodal Jepang (1185-1868). Jika Samurai adalah "pelayan" bagi sang tuan, Â Ronin didramatisasi sebagai samurai yang tak bertuan, hidup tak terikat pada tuan atau daimyo dan mengabdikan hidup dengan mengembara mencari jalan hidup seorang Samurai yang sejati. Mereka bisa kembali setia pada tuannya, namun bukan karena sekedar pengabdian tetapi harga diri. Â
Kisah yang paling diingat tentang Ronin tentu adalah tentang Empat Puluh Tujuh Ronin yang telah difilmkan di Holywood dan dibintangi Keanu Reeves. Kisah ini bercerita tentang pembalasan dendam 47 Ronin di bawah pimpinan Oishi Yoshitaka yang membalas dendam atas kematian majikannya.
Meski akhirnya dihukum mati, tetapi sebagian rakyat Jepang, memuji-muji kelompok Ronin sebagai samurai yang setia atau disebut gishi, bahkan menjadi kisah turun temurun hingga perang dunia kedua dengan berbagai sebutan berbeda merujuk kesetiaan  yang menjadi semangat bahkan inspirasi orang Jepang menjalani kehidupan mereka.
***
Laga Jepang vs Kolombia adalah kesempatan membalas dendam. Dendam yang harus dituntaskan  berupa kekalahan menyakitkan mereka pada pertandingan akhir fase grup pada Piala Dunia 2014 Brasil. Saat itu, Keisuke Honda cs  masih mempunyai peluang untuk lolos, minimal tidak kalah dari Kolombia.
Namun saat itu, Kolombia tampil trengginas, tanpa ampun. James Rodriguez menari-nari sebelum menceploskan bola ke gawang Eiji Kawashima untuk keempat kalinya di menit ke-90. Kolombia bergembira, Jepang bersedih.