Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kutukan Bela Guttman dan Final Liga Champions 2018

25 Mei 2018   05:38 Diperbarui: 25 Mei 2018   05:52 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bela Guttman, pelatih Benfica/ Sportskeeda.com

Kisah tentang Bela Guttman dengan kutukannya selalu menarik perhatian saya sebelum final Liga Champions, minimal dalam dua edisi terakhir. Guttmann adalah pelatih Benfica, klub di Liga Portugal pada tahun 1961-1963. Pelatih asal Hungaria ini sanggup mempersembahkan lima trofi juara dalam tiga musim semasa menjadi pelatih Benfica. Termasuk di dalamnya dua gelar Piala Champions .

Setelah kemenangan di final Piala Champions 1962 atas Real Madrid, Guttmann meminta kenaikan gaji, namun presiden Benfica menolak permintaan Guttmann. Guttmann naik pitam, mengundurkan diri dan mengeluarkan kata-kata : "Benfica tidak akan pernah juara kompetisi eropa selama 100 tahun". "Kutukan" Bela Guttmann ini terbukti manjur, hingga saat ini Benfica tidak pernah menjuarai kompetisi di Eropa.

Patung Guttman : Gambar : pollema
Patung Guttman : Gambar : pollema
Segala usaha dilakukan untuk menghapus kutukan tersebut, termasuk dengan membuat patung Bela Guttmann pada ulang tahun ke-110 klub , namun kutukan pelatih yang telah meninggal pada 28 Agustus 1981 itu belum bisa hilang sampai saat ini.

Di Liga Champions khususnya musim lalu, kutukan sejenis dianggap terjadi dengan level yang lebih ringan, jika memang kutukan memiliki level. Meski bukan kutukan yang dikatakan dari mulut  seseorang namun karena dari segi waktu bertahan dengan cukup lama maka dianggap sebagai sebuah "kutukan".

Misalnya, tak akan ada tim yang mampu menjuarai Liga Champions dalam dua musim secara berturut-turut sejak kompetisi paling elit di Eropa ini berganti nama dari Piala Champions ke Liga Champions pada tahun 1992.

"Kutukan" ini akhirnya patah di tangan Zidane bersama Real Madrid musim lalu. Los Blancos menjadi juara dengan mengalahkan Juventus musim 2016/17 setelah musim sebelumnya (2015/16)  juga juara setelah menang atas Atletico Madrid.

Namun disisi lain Juventus yang masih dihantui kutukan final Liga Champions. Dari 8 kali tampil di final ajang ini, mereka hanya 2 kali menjadi juara pada tahun 1984/85 dan 1995/1996.  Selebihnya berakhir menyedihkan.

Juventus kandas pada musim 1972/73, 1982/83, 1996/97, 1997/98, 2002/03, dan 2014/15. Bahkan, Juventus pernah dua musim beruntun gagal di final yakni pada 1996/97 dan 1997/98. Kekalahan 2016/17 dari Real Madrid semakin menambah penderitaan Juventus.

Jurgen Klopp dan Zidane I Gambar : newswind
Jurgen Klopp dan Zidane I Gambar : newswind
Bagaimana dengan partai final antara Real Madrid melawan Liverpool musim ini? Ada beberapa catatan sejenis yang sedikit banyak berkaitan dengan kisah Bela dan kontestan final sebelumnya.

Pertama soal pelatih Liverpool, Juergen Klopp. Klopp dihantui rekor dengan hanya sekali mengangkat trofi juara setelah enam kali meloloskan tim yang dilatihnya ke partai final.

Satu-satunya kesuksesan Klopp di final adalah ketika Dortmund mengalahkan Bayern Munich di final DFB-Pokal 2012. Selebih itu, Klopp hanya mendapati timnya cuma menjadi runner-up di lima final berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun