Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Fatalisme Arsenal di Tangan Arsene Wenger

2 Maret 2018   11:02 Diperbarui: 2 Maret 2018   17:35 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu Arsene Wenger Semakin Dekat I Sumber Ilustrasi : articlepub

Kutukan macam apa yang sekarang mendera Arsenal? Belum habis para pendukung tersakiti karena kekalahan 0-3 dari Manchester City di Final Piala Liga Inggris di Wembley, selang beberapa hari, di rumah sendiri, ibarat perampok yang tanpa ampun, City mengobrak-abrik Arsenal dengan mencetak tiga gol tanpa balas.  

Setelah kekalahan di final Piala Liga itu, Arsene Wenger hampir tak bisa berkata apa-apa, dan terkesan pasrah akan masa depan dirinya di klub asal London tersebut. "Saya tidak tahu," kata Wenger, singkat, ketika diminta berkomentar tentang masa depannya.

Tanpa disadari, fatalisme sudah menyelimuti Arsenal. Sikap yang putus asa dalam fatalisme yaitu menyerah dan menerima apa yang terjadi jelas terlihat di dalam pertandingan melawan City, dini hari tadi waktu Indonesia.

Bukan saja pemain tetapi juga terasa di kursi penonton. Emirates Stadium terlihat hampir setengahnya kosong, mungkin karena London sedang bersuhu sangat dingin, tetapi meninggalkan para pemain untuk berjuang sendiri, apakah itu sebuah tanda kekecewaan yang amat dalam?

Di bench, hal itu terlihat jelas. Wenger yang di awal pertandingan, memakai setelan jas necis berwarna hitam nampak tak tenang dan harus membalut tubuhnya dengan tambahan jaket sebagai penghangat. Sudah tak terhitung berapa kali, Wenger bangun berdiri dan kembali duduk di pinggir lapangan.

Wenger terlihat bingung, sama seperti para pemainnya yang juga tampak bingung. Sesekali Wenger berteriak, tetapi pemainnya seakan tak termotivasi oleh teriakan pria tua itu.

Meskipun Ozil cs tampil dengan permainan ofensif dari awal laga, tetapi dunia terasa runtuh saat mereka sadar bahwa pergerakan Sane, Aguero dan Bernardo Silva sulit dibendung oleh lini pertahanan mereka.

Mencoba bangkit di babak kedua, Wenger hanya bisa menggelengkan kepala ketika Aubameyang gagal mengkonversi hukuman penalti menjadi sebuah gol, kesempatan yang paling besar untuk menghasilkan gol penghiburan.  Apakah sebuah gol penghibur juga tidak layak diterima oleh Arsenal? Wenger bingung harus bertanya pada siapa, rumput pun tak bergoyang di Emirates.

Bertambah menyedihkan, karena tak terlihat ekspresi kekecewaan dari Aubameyang sesudah tendangan penaltinya ditepis oleh Ederson. Mungkin pemain asala Gabon berjuluk Spiderman ini yang pada awalnya diharapkan menjadi penyelamat dari menurunnya prestasi Arsenal menyadari bahwa beban yang dipikulnya di klub ini teramat berat, gol atau tak golpun, itu tetap berat. Tak cukup seorang Spiderman bagi Arsenal, mungkin harus Superman.

Sesudah penalti yang gagal itu, anak-anak London hanya bisa berlari-lari di lapangan. Serangan mereka mudah dipatahkan, lini tengah mereka terlihat kalah motivasi dari Fernandinho, Ilkay Gndogan dan David Silva sedangkan lini belakang nampak kalang kabut menahan pergerakan Leroy Sane yang tampil luar biasa tadi pagi.

Di tengah kegalauan itu, di salah satu sudut Stadion, teriakan cemooh tentang para pemain yang tak pantas beseragam Arsenal bergema. Tentu saja ini juga  mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Mendengar teriakan dari Emirates yang sunyi itu, mereka pasti berharap pertandingan cepat selesai, agar mereka dapat segera bersembunyi di ruang ganti. 90 menit pertandingan terasa amat lama bagi mereka, yang dijuluki The Gunners, atau gudang peluru. Gudang peluru yang sudah kosong melompong. Tak menakutkan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun