Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Andrea Pirlo, Pensiun, dan Arti Kebahagiaan

9 Oktober 2017   23:08 Diperbarui: 10 Oktober 2017   08:47 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andrea Pirlo, Pensiun Akhir musim 2017 (Foto : The Mirror)

Bagi Andrea Pirlo, bermain sepak bola adalah kesempatan menebar kebahagiaan. Mengambil bola, memberikannya kepada rekan setim, dan melihat gol tercipta karena kontribusinya. Pirlo menyebutnya sebagai sebuah umpan (Assist) dan dengan cara itulah Pirlo menebarkan kebahagiaan. 

Menebarkan kebahagiaan bukanlah hal yang gampang dilakukan, apalagi di dalam dunia yang semakin egosentris ini. Banyak orang yang tidak rela dan mau membagikan kebahagiaan yang dimilikinya. Soal ini, novelis Kanada, W.P Kinsella dengan sedih dan penuh sindiran mengatakan seperti ini, " Jika Kebahagiaan yang tidak dibagikan, hampir bisa disebut kebahagiaan, tetapi tidak memiliki rasa".

Sindiran yang dibahasakan dengan lebih praktis oleh Mother Teresa dengan perkataan singkat bernasnya mengenai kebahagiaan, "Kebahagiaan hanya nyata saat dibagikan (ketika kesempatan datang)".

Kenapa kata kebahagiaan itu harus berdampingan dengan kata kesempatan ?. Jawabannya sederhana, kesempatan itu terbatas dalam ruang dan waktu. Sehingga selama diberi waktu untuk berbagi kebahagiaan, berbagilah. Karena ada masanya ketika kesempatan itu tak akan ada dan datang lagi.

Bagi Pirlo, kesempatan yang segera berakhir inilah yang disebut dengan panggilan untuk pensiun. "Anda menyadari waktunya sudah tiba," ujar Pirlo seperti yang dikutip dari La Gazzetta dello Sport (08/10/2017).

Baru Maret kemarin, Pirlo mengatakan ingin bermain sampai 10 tahun lagi. "Tentu saja saya masih ingin bermain untuk 10 tahun lagi, karena saya menikmati melakukan hal ini dan bermain sepakbola adalah hal terindah yang saya lakukan," kata Pirlo kepada Football Italia.

Tak dapat dipungkiri bahwa Pirlo adalah salah satu pesepakbola yang dapat mewujudkan keindahan itu nampak dari sepak bola. Berbagai julukan menggambarkan hal itu. Mulai dari Il Metronomeyang menggambarkan permainan Pirlo seperti instrumen musik yang mampu menyelaraskan dan memperindah nada yang diciptakan.

Selain itu rekan-rekannya menjuluki Pirlo sebagai 'I'architetto'atau Sang Arsitek, karena umpan-umpannya dari jarak jauh sekalipun kerap menciptakan peluang gol untuk timnya.

Lahir pada 19 Mei 1979, Pirlo berbangga memulai karir bagi klub di kota kelahirannya, Brescia. Tak perlu waktu lama bagi Pirlo untuk memperoleh debutnya. Pirlo melakoni debutnya di kasta tertinggi sepak bola Italia, Seri A pada 21 Mei 1995, hanya dua hari setelah berulang tahun ke-16. Ia pun tercatat menjadi debutan termuda dari Brescia

Walau berusia muda, aura bintang Pirlo sudah terlihat.  "Yang paling mengesankan dari Andrea adalah kebijaksanaan taktiknya. Dia tak sekadar punya teknik, tapi juga mampu membuat orang lain bermain lebih baik, serta menyeimbangkan tim," ujar Eugenio Corini, senior sekaligus teman Pirlo.

Untuk ini ada dua hal yang diperlukan oleh seorang calon bintang, yaitu skill mumpuni dan ketenangan karakter. Untuk yang pertama, tak usah diragukan lagi. Bahkan legenda Milan asal Polandia, Zbigniew Boniek, memberikan komentar sempurna untuk pemain yang pernah bermain untuk tiga raksasa Italia, Inter Milan, AC Milan dan Juventus. "Mengoper bola kepada Andrea Pirlo sama seperti menyembunyikannya di tempat yang aman," kata Boniek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun