Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Von Leibniz dan Cinta Juup Heynckes

8 Oktober 2017   16:32 Diperbarui: 8 Oktober 2017   22:14 2142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juup Heynckes, kembali melatih Bayern (Foto : thenational)

"Mencintai artinya berbagi kebahagiaan demi kebahagiaan orang yang kita cintai". Saya hampir tak dapat mempercayai bahwa kutipan diatas dikatakan oleh seorang matematikawan sekaligus penemu kalkulus bernama Gottfried Wilhelm Von Leibnitz.

Bagaimana bisa, cinta yang terkadang menjadi sesuatu yang irasional bisa dibahasakan dengan begitu pastinya oleh jenius Jerman yang hidup pada abad ke-16 ini. Irasional cinta terkadang dipandang sebagai sebuah ketidakpastian. Memandang cinta sebagai sebuah operasi matematika dalam penjumlahan, pengurangan malahan akan membuat orang yang sedang bercinta seperti memenjarakan cinta. Ketika cinta terpenjara, maka cinta itu tak dapat bebas berimajinasi.

Padahal imajinasi cinta yang bebas itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. Bagi Leibniz sendiri, jika cinta ini bicara dalam konteks terhadap Matematika maka dampaknya menjadi luar biasa. Ketika Blaise Pascal berhasil membuat mesin penghitung yang hanya mampu menghitung dan mengurangkan, Leibniz yang merasa ada sesuatu yang kurang dari mesin itu, berimajinasi dan mampu mengungkapkan matematika lebih luas dan menjadi lebih utuh.

Imajinasi Leibniz bergerak hingga menemukan mesin penghitung yang dapat menangani perkalian, menghitung akar bilangan dan juga dapat membagi. Memang cinta Leibniz pada Matematika membuat dia kerap berimajinasi tanpa batas dan menghadirkan karya luar biasa bagi dunia Matematika dan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

Setelah mesin penghitung perkalian dan pembagian, Leibniz terlibat dalam proyek pengeringan air di Gunung Harz (1678- 1679) dengan menggunakan tenaga air dan tenaga pompa. Hipotesis-hipotesis Leibniz mengalir deras ketika menangani proyek itu. Meski akhirnya terhenti karena ketakutan bahwa penemuan Leibniz akan menggantikan tenaga pekerja di situ, namun Leibniz dianggap menjadi pionir dari munculnya ilmu Geologi dalam penelitiannya di sana.

Sampai akhir hidupnya Leibniz tercatat telah meninggalkan warisan yang berharga bagi orang lain, semuanya dimulai dari kecintaannya kepada Matematika. Pantas diaminkan kata Leibniz soal cinta sesudah kita berefleksi melihat perjalanan pengabdiannya pada ilmu pengetahuan, mencintai itu berbagi kebahagiaan bagi orang yang dicintai. Meski kebahagiaan kita harus dikorbankan.

Cinta Leibniz mungkin berbeda, tetapi kembali demi cinta dan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri demi terpelihara cinta itu, berupaya dilakukan pria Jerman lainnya bernama, Juup Heynckes. Pelatih legendaris Jerman yang mau turun gunung melatih Bayern yang sedang sekarat. 

Rabu, 5 Juli 2013. "Saya akan beristirahat sejenak dan memikirkan banyak hal, setelah itu mari lihat apa yang akan terjadi. Saya telah berusia 68 tahun dan akan ada kehidupan setelah karier profesional anda". Kata-kata di atas adalah ucapan yang keluar dari Juup Heynckes, pelatih Bayern Muenchen yang ketika itu, baru saja membahagiakan pendukung The Bavarians dengan memberikan tiga gelar sekaligus. Bundesliga, DFB Pokal dan Liga Champions.

Heynckes amat dicintai dan sebaliknya mencintai Bayern sepenuh hati, namun bagi Heynckes itulah  saat yang tepat baginya untuk pensiun dari dunia yang membesarkan namanya tersebut.  "Dalam suatu titik anda harus memutuskan untuk pensiun. Itulah yang saya lakukan sekarang," ujar Heynckes.

Heynckes juga menandaskan bahwa inilah saatnya bagi dirinya untuk kembali menikmati kehidupan pribadi bersama keluarganya. Terlalu sulit baginya untuk merasakan kebahagiaan bersama keluarganya apabila masih menjadi pelatih klub sebesar Bayern Muenchen.

50 tahun berkarir di dunia sepak bola dengan hampir 1500 pertandingan dengan 1000 diantaranya dilakoni di Bundesliga, sebagai pelatih maupun pemain tentu membuat Heynckes kehilangan "kebahagiaan" yang dimaksudnya dalam jangka waktu yang sangat lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun