Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tri-As Moneter Bukan Biang Gejolak

2 Desember 2015   16:51 Diperbarui: 12 Desember 2015   12:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Relasi dan Potret Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mempunyai target tunggal tingkat inflasi yang untuk 2015 besarnya 4% (+/- 1%). Untuk mengendalikan inflasi BI menggunakan kebijakan antara lain jumlah peredaran uang dan penetapan suku bunga acuan yang sering disebut BI Rate.

Dalam hal stabilitas keuangan dan mendukung perdagangan global (ekspor – impor), dengan menganut kebijakan “free floating rate”, BI mengawal nilai tukar melalui operasi pasar terbuka yaitu menyerap atau menginjeksi likuiditas. Untuk nilai tukar, diutamakan pada mata uang utama yang sering digunakan misalnya Dolar Amerika (USD), Euro, atau Yen Jepang.

BI Rate digunakan sebagai bagian dari kebijakan ketat (Tight Money Policy) atau longgar (Easy Money Policy) dan selanjutnya menjadi rujukan perbankan dalam penetapan suku bunga simpanan (SBDS : Suku Bunga Dasar Simpanan – DFR : Deposit Facility Rate) dan suku bunga kredit atau pinjaman (SBDK = Suku Bunga Dasar Kredit – LFR : Lending Facility Rate).

Pada kenyataannya, tiga hal ini : Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar (selanjutnya disebut : TriAs Moneter) saling mempengaruhi; serta berkaitan dengan kondisi ekonomi domestik (internal) dan kondisi global (eksternal) sejalan dengan Kebijakan Ekonomi Terbuka (Open Economy) yang dianut sistem perekonomian Indonesia.

Potret TriAs Moneter masa 2012 hingga November 2015 dapat dilihat pada Grafik-1.

 

Sumber informasi :  BPS - Inflasi, Bank Indonesia – SEKI, Bank Indonesia - Calculator 

Tingkat inflasi November 2015 sebesar 0,21% dan untuk tahun berjalan 2,37%. Tersisa satu bulan lagi, kecuali ada kejadian luar biasa, tingkat inflasi 2015 diprakirakan tidak melebihi 3,5%. Trend inflasi sejak 2012 turun; sementara lonjakan pada Juli 2013 terjadi jelang hari raya dan pada akhir 2014 akibat kenaikan harga BBM yang tidak lagi mendapatkan subsidi.

Pada akhir November 2015 nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika (USD) mengalami depresiasi; sempat terjadi apresiasi hingga sekitar 8,5% pada awal Oktober 2015. Dalam masa 2012 - November 2015, depresiasi nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika (USD) secara rerata tahunan (12 bulan) besarnya 12,6%.

Suku bunga acuan (BI Rate), sejak triwulan-4 2013 hingga November 2015 berada pada kisaran 7,25% - 7,5% dan sejak Februari 2015 berada pada 7,5%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun