Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Business Intelligence & Data Science

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Trilema Transisi Energi : Emisi Ekonomi Entropi

28 April 2025   20:40 Diperbarui: 28 April 2025   20:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energy Trilemma - created by Arnold

Konjektur Iklim dan Emisi serta Ekonomi Energi Fosil

Sebagai pengantar kata Konundrum bermakna Teka-Teki atau hal yang sulit diduga ujungnya; Konjektur dipahami sebagai dugaan akan hal yang akan terjadi. Dalam fenomena Perubahan Iklim yang selalu dikaitkan dengan ancaman kehidupan manusia, pasca Konvensi Perubahan Iklim di Paris 2015 diusung tema Transisi Energi sebagai kiat mengurangi emisi karbon global. Pengurangan atau eliminasi emisi sebagai sasaran sehingga pada 2050 diharapkan dunia tanpa emisi atau Zero Carbon. Pada 2021 International Energy Agency (IEA) menerbitkan dokumen : Net Zero by 2050: A Roadmap for the Global Energy Sector, negara-negara di dunia diharapkan memadukan langkah agar target NZE (Net Zero Emission) dapat terwujud pada 2050.

Ditengah upaya mewujudkan NZE, porsi energi fosil (batubara, minyak, gas bumi) dalam bauran energi global pada 2015 berada pada kisaran 85% dan dipandang sebagai sumber bahkan biang kerok atau sumber utama emisi sehingga mengeliminasi konsumsi energi fosil menjadi sasaran utama demi keberhasilan dan perwujudan NZE. Namun muncul pertanyaan : Mungkinkah mengeliminasi energi fosil karena faktanya porsi tersebut hingga 2024 tidak bergeser seperti diberikan pada peraga berikut ini

Peraga-1 : Global Primary Energy Supply - Bauran Energi Global sumber : Our World in Data - Energy - https://ourworldindata.org/energy
Peraga-1 : Global Primary Energy Supply - Bauran Energi Global sumber : Our World in Data - Energy - https://ourworldindata.org/energy

Dari Peraga-1 porsi energi fosil sejak 2015 hingga 2023 tidak mengalami pengurangan; apakah dalam dekade mendatang akan terjadi perubahan atau pengurangan yang signifikan ?

Berkaitan dengan Perubahan Iklim beberapa fenomena yang terjadi seperti banjir dan kekeringan di beberapa bagian Eropa yang dikenal sebagai benua hijau, banjir di Dubai pada 2024 serta Mekah dan Medinah pada awal 2025 yang merupakan wilayah gurun pasir merupakan fenomena luar biasa. Berbagai hal dan fenomena yang muncul tersebut tidak pernah dimasukkan dalam konjektur perubahan cuaca yang kental dengan berbagai prediksi menggunakan data besar (pendekatan historical & Big Data) serta  menggunakan Artificial Intelligence. Lantas bagaimana mengantisipasi dan memitigasi risiko apabila kejadian atau event yang muncul tidak pernah diidentifikasikan atau tidak dalam konjektur ? Dalam perjalanan waktu ke depan apakah hal tersebut akan selalu diposisikan sebagai Konundrum atau Teka Teki Perubahan Cuaca Global ? Atau apakah umat manusia akan selalu berhadapan dengan ambiguitas perubahan iklim yang sukar diduga ? Mungkin demikianlah dunia dalam bingkai VUCA atau Volatility Uncertainty Complexity Ambiguity.

Perspektif Ekonomi dan Perdagangan Global Energi Fosil

Sebagai pengantar, pada masa 2024 total global trade sebesar USD 33 Triliun dan 15% dari nilai tersebut berkaitan dengan energi fosil baik goods maupun services dan nilainya sebagai gambaran hampir mencapai USD 5 Triliun. Dengan asumsi 80% dari nilai tersebut digunakan untuk spending dalam global trade maka secara agregat nilainya menjadi USD 9 Triliun (USD 5 T + USD 4 T). Andaikan perdagangan barang dan jasa energi fosil berkurang 50% maka secara sederhana dampaknya sebesar USD 4.5 T atau sekitar 15% dari global trade. Dapat dibayangkan akibatnya pada perekonomian global dengan membandingkan masa Pandemi COVID-19 2020 yang mana nilai perdagangan global turun 10%. Bagaimana dampak pada negara pengekspor energi fosil apabila terjadi pengurangan hingga 50% ? Dapat dipastikan negara pengekspor yang berada di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tengah, Afrika Utara akan mengalami gejolak atau ketidakstabilan dan akan diterpa dampak kemiskinan (poverty) serta kelaparan (starvation) yang mendera kehidupan dan kemanusiaan. Lantas muncul pililihan : Antisipasi Perubahan Cuaca yang mengusung Ekonomi Hijau atau Mempertahankan Energi Fosil yang akan menuai emisi dan konon meningkatkan risiko perubahan iklim. Jawabannya bukan semata dengan mitigasi risiko tetapi bagaimana membuat sketsa masa mendatang dengan berbagai kemungkinan dalam kondisi ketidakpastian dengan tekanan atau depresi perekonomian; apapun pilihannya but the show must go on not go wrong. Apakah energi fosil akan tetap dominan ? Tidak perlu dijawab secara ya atau tidak tetapi dengan memahami skenario ketersediaan supply dengan pilihan seperti pada Peraga-2 dengan dikotomi Non Renewable termasuk energi fosil dan Renewable.

Peraga-2 : Source of Energy Rnenewable & Non Renewable - source : https://88guru.com/library/physics/sources-of-energy-an-overview 
Peraga-2 : Source of Energy Rnenewable & Non Renewable - source : https://88guru.com/library/physics/sources-of-energy-an-overview 

Energi merupakan faktor utama dalam mendukung kegiatan perekonomian sehingga faktor ketersediaan (availability) dan akses harus menjadi hal kunci, selain juga memperhatikan faktor ketahanan atau resiliency yang erat kaitannya dengan keberlanjutan kegiatan perekonomian. Selain itu dengan memperhatikan hal emisi maka diksi energi bersih selayaknya menjadi mainstream. Sekedar tinjauan kondisi terkini, dari Peraga-3 diberikan tren harga minyak dunia (berdasarkan WTI : West Texas Intermediate) yang menunjukkan tren turun harga minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun