Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fokus Infrastruktur Domestik

20 Agustus 2016   00:52 Diperbarui: 20 Agustus 2016   17:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : http://bfinews.com/news/2016-03-21_hambatan_infrastruktur_dan_desentralisasi_transportasi_udara

Posisi pinjaman perbankan secara tahunan pada Juni 2016 bertumbuh hanya "single digit" sebesar 8,5%; sedangkan simpanan bertumbuh sekitar 5,5%.

Aliran dana eksternal melalui pinjaman diberikan pada Peraga-8.

External Private Debt Position - prepared by Arnold M.
External Private Debt Position - prepared by Arnold M.
Aliran pinjaman dana eksternal cenderung tidak berubah, tetapi pada pinjaman modal kerja (working capital) turun 7%.

Berdasarkan Peraga-7 dan Peraga-8 dapat disimpulkan bahwa :

1. Pertumbuhan investasi sektor private sangat rendah

2. Pertumbuhan simpanan 5,5% dan pinjaman 8,5% menunjukkan pertumbuhan pendapatan lamban dan terjadi penumpukan dana (idle fund) perbankan.

3. Kondisi siklis timbul dengan akibat rendahnya ekspansi kredit akibatnya resiko masih tinggi sementara kondisi "idle fund" yang meningkatkan beban perbankan membuat penurunan suku bunga tertahan; serta semakin menurunkan minat sektor usaha untuk mengambil kredit.

Rendahnya minat investasi saat sekarang akan mengurangi pertumbuhan lapangan kerja yang selanjutnya menekan permintaan dan mengancam pertumbuhan masa mendatang. Tepat sekali upaya yang dilakukan pemerintah dengan fokus serta konsisten meningkatkan belanja melalui pembangunan infrastruktur domestik. Manfaatnya akan secara langsung meningkatkan serapan tenaga kerja dan bertambahnya jumlah peredaran dana yang secara langsung akan meningkatkan permintaan serta mendorong pertumbuhan. 

Dengan porsi belanja APBN yang kurang dari 15% dari PDB (Produk Domestik Bruto), memang bangkitan permintaan tidak besar tetapi akan "menstimulasi dan menggoda" sektor non-pemerintah untuk ikut berinvestasi pada sektor yang mendukung pembangunan infrastruktur atau mengantisipasi ketersediaan sarana infrastruktur. 

Peningkatan belanja yang belum besar dan hanya mengandalkan APBN serta rendahnya peningkatan pendapatan akan berdampak tekanan pada penerimaan pajak dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Kondisi ini akan membuat defisit anggaran bertambah sehingga harus ditutup dengan utang. Tetapi situasi ini jauh lebih baik daripada mengetatkan belanja yang akan membuat permintaan menurun dan perekonomian menyusut. Belajar dari kondisi pasca Krismon 1998, upaya memulihkan penyusutan perekonomian membutuhkan biaya besar dan waktu lama.

Arnold Mamesah - 20 Agustus 2016
Masyarakat Infrastruktur Indonesia - Laskar Initiatives

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun