Mohon tunggu...
Sabarniaty Saragih
Sabarniaty Saragih Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dengan tiga anak

Tampil apa adanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maaf Nak, Aku Beri Karena Mereka Lebih Membutuhkan

26 November 2020   07:05 Diperbarui: 26 November 2020   07:06 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Orang kampung sana", jawab ibu singkat.

"Kok dia tahu minta kesini?",tanyaku lagi.

"Katanya dia tahu dari orang lain kalau kau sudah lulus. Dia minta, aku kasih. Lagipula buat apa disimpan-simpan kalau masih bisa digunakan", balas ibu.

Setelah aku dewasa sesekali kami berbincang. Ibu bercerita bagaimana susahnya menyadarkan orangtua agar mereka mau menyekolahkan anaknya. Tidak jarang muridnya absen sampai berhari-hari dan ketika di kunjungi, orangtua mereka hanya berkata bahwa anaknya tidak masuk sekolah karena harus  menjaga adiknya agar orangtuanya bisa bekerja di ladang. Ada perasaan sedih di hati ibu jika menemui hal seperti itu.

Tidak perlu heran jika banyak anak yang putus sekolah. Jika kelas 1 SD terdaftar 20 murid maka ketika kelulusan kelas 6 SD yang tercatat hanya separuhnya saja.

Banyak sekali tantangan yang dihadapi guru saat itu. Murid yang datang pagi-pagi dengan seragam sobek atau kancing lepas, wajah awut-awutan tidak sempat mandi, murid tanpa kaos kaki dan kadang sepatu yang sudah tidak layak pakai, pr yang tidak dikerjakan dengan alasan tidak sempat karena harus membantu orangtua, tidak punya alat tulis dan buku bahkan rendahnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan.

Sekarang ibu sudah pensiun dan juga sakit namun jika bercerita tentang masa-masa menjadi guru dengan gaji yang katanya sebesar enam belas ribu rupiah, dia tetap semangat apalagi mengetahui mantan murid-muridnya berhasil maka akan terlihat senyum bahagia di wajahnya.

Pernah suatu kali aku melihat ibuku sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya, kataku :"nilainya nol, apa dia tidak dimarahi orangtuanya nanti?"

 Lalu ibuku berkata:  "Orangtuanya tidak peduli, dibolehin datang ke sekolah saja sudah bagus, nanti bisa diajari lagi asal dibolehin datang ke sekolah"

Sekarang ibu sudah pensiun dan juga sakit namun jika bercerita tentang masa-masa menjadi guru dengan gaji yang katanya sebesar enam belas ribu, dia tetap semangat apalagi mengetahui mantan murid-muridnya dulu berhasil maka akan terlihat senyum bahagia di wajahnya.

Penghargaan terbesar kita terhadap guru adalah kesuksesan kita.

Selamat Hari Guru...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun