Mohon tunggu...
Arnold Japutra
Arnold Japutra Mohon Tunggu... Dosen - Edukator

Pemerhati dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Muslihat: Refleksi akan Bahaya Laten Media Sosial

10 Juni 2019   10:15 Diperbarui: 10 Juni 2019   10:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahaya laten kedua yang mungkin terjadi adalah meningkatnya konsumerisme. Seorang artis tidak dapat dipungkiri merupakan role model bagi banyak orang, terutama para pengikutnya. 

Banyak yang berusaha meniru dan mengidentifikasi diri mereka dengan role model ini karena mereka merasa memiliki keterikatan yang sangat tinggi. Japutra, Ekinci dan Simkin (2017) mengungkap bahwa keterikatan seseorang yang tinggi terhadap sebuah merek dapat meningkatkan kecenderungan untuk melakukan compulsive buying. 

Keterikatan ini tidak hanya terbatas kepada merek tetapi mungkin saja kepada sang artis dan merek-merek yang digunakannya. Banyak riset yang telah mencatat bahwa konsumerisme tinggi dapat berdampak buruk pada kondisi finansial (misal: hutang bertumpuk) bahkan kepada diri sendiri (misal: sesal, depresi).  

Memutus rantai bahaya laten

Bahaya laten ini harus diputus dengan segera sebelum menimbulkan kerugian yang lebih besar. Media sosial sudah menjadi tempat untuk berbisnis sehingga banyak unggahan-unggahan yang tidak bertanggung jawab dan menjurus kepada muslihat. 

Regulasi harus dibuat tidak hanya mengatur segi ekonomi (misal: pajak) tetapi juga harus mengatur aspek sosial agar hal-hal seperti ini tidak terulang.

Selain itu, para role models yang seringkali disebut social influencers ini juga harus diberikan edukasi bahwa mereka berperan terhadap well-being seseorang. Bahwa perbuatan mereka dijadikan contoh yang akan ditiru banyak orang. 

Bukan hanya mereka, tapi peran orang tua, teman dan diri kita sendiri sebagai jaring sosial di dunia nyata memiliki peran yang penting untuk meminimisasi hal-hal yang buruk terjadi. Mulailah dengan tidak menghakimi seseorang hanya berdasarkan tampilan luar. 

Selain itu, biasakanlah selalu cek dan ricek bahkan konfirmasi dari sebuah berita sebelum menganggap itu benar dan ikut menyebarkannya.

Perusahaan sosial media juga turut berperan dalam memutus rantai bahaya ini. Mereka tidak hanya harus reaktif (berdasarkan laporan) tetapi juga harus lebih proaktif dalam membasmi hal-hal yang tidak sesuai dan dapat berdampak negatif. 

Sebuah sistem harus dibuat dan diaplikasikan agar hal-hal yang melanggar dapat diketahui dengan segera. Misalnya dengan menggunakan perangkat lunak yang dapat mengecek kemiripan sebelum sebuah foto dapat diunggah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun