“Dia berada di dalam.” pungkas Donni seraya mengarahkan jempolnya ke gudang bekas yang terdapat di dalam rumah ini.
Usai diberitahu oleh Donni, pihak kepolisian langsung menyerbu ruangan yang ditunjukkan Donni. Mereka masih bersiaga dengan pistol yang mengacung di depan mata mereka.
“Aku senang semua ini sudah berakhir.” ucap Heru lega. Ia memapah kedua temannya yang kehabisan tenaga, menuju halaman rumah ibu Hesty.
Di luar sana, ayah dan ibu Lina sudah menantikan kehadiran mereka. Rafly, adiknya Lina, berdiri di samping ibunya. Ibunya berlari terlebih dahulu, menyongsong kedatangan anaknya dengan sebuah pelukan hangat.
“Lina, syukurlah kamu selamat, nak!” ujar ibunya penuh haru dan air mata kebahagian. Lina juga tak mampu menahan titik air mata yang berkumpul di ujung pelupuk matanya.
“Ini semua berkat pertolongan mereka, bu.” kepala Lina berputar ke arah Donni dan Heru.
“Terimakasih banyak, ya nak.”
Kedua lelaki itu mengangguk kepala seraya mengulas senyum kecil dari belahan bibir mereka. Mereka semua beranjak pergi dari sana menaiki Toyota yang sedari tadi parkir di halaman rumah itu.