Ia melangkahkan kaki menuju pintu depan lalu mengetuk pelan.
Tok, tok, tok
Tak ada seorang pun yang menegurnya dari dalam. Ia memutuskan untuk mengetuknya sekali lagi.
Tok, tok, tok!
Donni agak terkejut ketika pintu terbuka secara tiba-tiba. Seorang laki-laki menyambutnya dengan wajah murung.
“Permisi, Lina ada?” tanya Donni.
“Ada. Kalau boleh tahu, abang ini siapanya ya?”
“Saya teman sekelasnya.”
Begitu mengetahui bahwa yang datang adalah temannya Lina, lelaki itu mempersilahkan Donni masuk. Ia menduga bahwa lelaki yang berada di sampingnya saat ini adalah adiknya Lina.
“Di mana Lina?”
Ia tak menjawab pertanyaan Donni. Ia terus berjalan lurus, mengantarkan Donni pada suatu tempat.