Mohon tunggu...
Armidin
Armidin Mohon Tunggu... Dokter - Berbagi dan bermanfaat

(armidin@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterkaitan Kultur dan Hubungan Emosional Wilayah Pasca Smong Simeulue 1907

12 Juli 2012   20:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342124045609260278

[caption id="attachment_200187" align="aligncenter" width="626" caption="Pulau Simeulue"][/caption] Smong (tsunami) 1907 Pulau Simeulue bukan hanya menimbulkan bencana layaknya smong 2004, namun juga menimbulkan efek migrasi (perpindahan penduduk) secara besar-besaran dari wilayah yang terkena dampak besar smong ke daerah yang relatif aman dalam wilayah Simeulue. Keadaan migrasi ‘terpaksa’ ini menimbulkan sesuatu yang berharga bagi penyebaran dan asimilasi penduduk di Pulau Simeulue sekaligus membawa serta kultur/budaya asal ke daerah yang di tuju. Termasuk dalam hal ini disamping mempengaruhi bahasa dan dialektikal juga menautkan garis keturunan/kekeluargaan yang masih terikat secara emosional dengan daerah asal. Penduduk Simeulue sebelum 1907 yang terkonsentrasi di wilayah padat pantai barat Simeulue, sebagai daerah yang telah berkembang dan telah mempunyai pemerintahan layaknya ‘center of government’ dengan budaya dan tata aturan kemasyarakatannya yang dipimpin oleh pemimpin tradisional di tiap-tiap wilayah. Wilayah ini di mulai dari daerah Lasikin, Batu-Batu, Leubang, Salur sekitarnya (Teupah Barat), Kuta Padang (Simeulue Tengah) sampai ke daerah Sinareuheu/Nasreuheu (Salang) dan Leukon. Pada saat itu pantai barat Simeulue telah menjadi pusat pengembangan islam di Simeulue, di sini Tgk. Khalilullah (Tgk Di Ujung) sebelumnya dalam mengislamkan Simeulue bergerak dengan mengambil ‘starting point’ nya dari Kuta Padang (Simeulue Tengah). Dan Tgk Bakudo Batu memulai syiarnya dari Salur (Teupah Barat). Kondisi ini menunjukkan bahwa memang daerah ini menjadi awal  perkembangan syiar islam juga perkembangan demografi Simeulue secara umum. Hipotesa perpindahan penduduk massif yang memungkinkan ketika Smong 1907 terjadi, adalah sebagian besar masyarakat yang trauma smong di wilayah pantai barat telah melakukan hijrah atau migrasi ke sebelah pulau bagian pantai timur ke tempat daerah yg tidak parah dihantam smong yang kemudian menetap secara permanen di daerah barunya tersebut. Terdapat beberapa keterkaitan pasca pergerakan penduduk yang dapat dihubungkan dengan keterkaitan kultur dan bahasa daerah asal serta ikatan kekeluargaan antara daerah asal dengan dengan daerah baru. Masyarakat Lasikin dan sekitarnya diperkirakan telah melakukan migrasi ke daerah Simpang Lanting, dan Nancawa. Masyarakat Batu-Batu bergerak ke Batu-batu Hulu, masyarakat Leubang ke Leubang Hulu sedangkan Salur bergerak ke Hulu (Latun) dan bahkan sampai menuju hulu Kuala Umo, ganting dan Sefoyan di daerah pantai timur. Masyarakat dari daerah Simeulue Tengah melakukan migrasi jauh sampai ke pantai timur ke daerah Teluk Dalam sekitarnya, dan sebagian penduduk Nasreuheu dan Leukon berpindah ke daerah perbatasan Simeulue Barat. Akibat migrasi tersebut saat ini kita masih menjumpai keterkaitan kekerabatan dan dialektikal bahasa antara Lasikin dengan Simpang lanting sampai Nancawa, Batu-batu dengan Batu-Batu Hulu, Lebang dengan Lebang Hulu, Salur latun dengan Kuala Umo, Ganting dan Sefoyan, Simeulue Tengah dengan Teluk Dalam, dan Nasreuheu serta Leukon dengan Simeulue Barat. Keterkaitan ini membuat masyarakat Simeulue secara umum merasakan kedekatan emosional dan kekerabatan 'relationship'antara masyarakat pantai timur dan barat, walau sebagian masyarakat tidak banyak yang mengetahui penyebab akulturasi 'disaster' ini dan keadaan ini sampai sekarang terus dipupuk secara alamiah oleh masyarakat setempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun