Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menara Derita

17 Desember 2019   16:18 Diperbarui: 17 Desember 2019   17:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menara yang dibangun dari keringat
dan darah para jelata
tetap angkuh menjulang
di antara bangunan kumuh

Penghuninya adalah
orang-orang yang pikirannya
sudah sampai di langit ketujuh
disewa mahal
untuk dijadikan pajangan
dijadikan perisai
dijadikan peracik dalil-dalil palsu
untuk meredam suara perlawanan

Di menara yang diperkuat
manusia-manusia perut itulah
mata mengawasi bagai mata elang...
di menara yang diperkuat
manusia-manusia besi itulah
kata-kata diolah menjadi kawat duri
untuk menjerat leher
orang-orang yang merawat akal sehat

Makassar | 17 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun