Menara yang dibangun dari keringat
dan darah para jelata
tetap angkuh menjulang
di antara bangunan kumuh
Penghuninya adalah
orang-orang yang pikirannya
sudah sampai di langit ketujuh
disewa mahal
untuk dijadikan pajangan
dijadikan perisai
dijadikan peracik dalil-dalil palsu
untuk meredam suara perlawanan
Di menara yang diperkuat
manusia-manusia perut itulah
mata mengawasi bagai mata elang...
di menara yang diperkuat
manusia-manusia besi itulah
kata-kata diolah menjadi kawat duri
untuk menjerat leher
orang-orang yang merawat akal sehat
Makassar | 17 Desember 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!