Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Orang-orang yang Tuna Peradaban

26 Agustus 2019   09:15 Diperbarui: 26 Agustus 2019   09:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: satujam.com

Mereka pikir kita dungu
Yang buta sejarah peradaban
Tak bisa membaca penanda
Tak paham suara, warna, dan simbol

Ha...ha...ha...
Kau sedang melabur langit
Memberi warna suram
Memajang kembali wajah muram zaman usang
Di etalase murahan

Hi...hi...hi...
Berbaju kekinian
Tapi mendendangkan lagu lawas
Berlirik abad kegelapan
Tuk paparkan watakmu yang kuno: memenggal leher peradaban adiluhung

He...he...he...
Kau bakar ribuan markah ingatan
Menghapus jejak aksara leluhur
Lalu membentangkan tirani abad baru

Kau babarkan tubuh keindahan
Di taman-taman kamuflase
Tapi kau sembunyikan wajah keadilan
Yang hampir sakratul maut

Zaman sudah melaju kencang
Kesadaran kian bertunas
Para jelata mulai berubah
Tinggalkan alam pemikiran asing

Kalian masih angkuh tertanam
Di lorong-lorong abad kegelapan
Setia merawat lupa
Puah...

(Catatan langit, 26/08/2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun