Tak ada nasi segar
Yang ada hanya nasi basi
Yang sebentar lagi berjamur
Tak ada kompor gas dan tabung
Yang ada hanya tungku batu bata
Dan perih menyala-nyala
Tak ada rumah, tak ada gubuk
Yang ada hanya kolong langit
Tempatku rebah dan memanggang diri
Tak ada mobil mewah
Yang ada hanya gerobak karat
Menemani semangatku yang tak mau sekarat
Tak ada pakaian megah mendekap tubuh
Yang kumiliki hanya baju renyuk usang
rombeng dan berbau keringat
Tak ada apa-apa di sini
Yang ada hanya perut cacingan
Serta dua tangan yang tak henti
Mengais sampah, memungut besi rongsokan dan barang sisa
Ya, tak ada apa-apa di sini
Tapi aku tetap bahagia
Bersama Tuhan
(Catatan langit, 23/08/2019)