Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lima Wajah

22 Agustus 2019   07:43 Diperbarui: 22 Agustus 2019   07:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: detiknews

Lima wajah
Menjilati warna kelam
Ketika rembulan pulas
Di balik mega hitam

Wajah pertama
Murung menatap kosong
Sedang mengikuti arah angin
Masa lalu merontokkan semangatnya

Wajah kedua
Begitu ramah bersahabat
Tapi mengenal batas
Pada kaumnya saja

Wajah ketiga
Penuh kerut merut
Ketika impiannya menyata
Segera merentangkan karut marut

Wajah keempat
Mekarkan senyum
Namun memendam ribuan hasrat
Amarah dan benci

Wajah kelima
Mengemis kuasa
Kala ia meraih simpatik
Seketika membenamkan hakikat kuasa
Dan memburaikan tirani

Mestinya wajah-wajah itu
Sudah lama terlelap
Di bawah tilam
Tak usah dibangunkan
Agar tak mewarnai lembaran waktu

(Catatan langit, 22 agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun